Terdeteksi 3 Buaya Muara Dalam Kardus di Bandara Palembang

Di dalam kardus isi pakaian, 3 ekor anak buaya itu mulutnya dilakban dan dililit kain berwarna putih.

oleh Raden Fajar diperbarui 04 Des 2015, 20:04 WIB
Diterbitkan 04 Des 2015, 20:04 WIB
20151101-Ribuan Buaya Makan Cabang Pohon Karena Kelaparan-Honduras
Ribuan buaya kelaparan yang berada di sebuah kolam di peternakan di Kota San Manuel, Honduras, Minggu (1/11). Ribuan buaya itu kelaparan setelah pemilik mereka ditahan karena terlibat perdagangan narkoba. (AFP PHOTO/Orlando SIERRA)

Liputan6.com, Palembang - Petugas lapangan jasa ekspedisi berhasil menggagalkan upaya penyelundupan 3 ekor anak buaya muara yang rencananya hendak dikirim ke Jakarta. Penyelundupan terungkap setelah kardus berisi hewan dilindungi itu terdeteksi mesin x-ray  di Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang.

Petugas yang curiga mengontak kantor pusat jasa pengiriman barang di Palembang guna mengonfirmasi. Saat kardus paket dibuka, terdapat 3 ekor anak buaya dengan mulut dilakban dan dililit kain berwarna putih serta ditumpuk pakaian.

"Identitas pengirimnya sudah kami cek, tetapi tidak jelas. Yang kami pegang saat ini adalah nomor teleponnya. Itu pun sudah tidak aktif lagi," kata Operasional Supervisor PT Tiki Palembang, Kiki, di Palembang, Jumat, 4 Desember 2015.

Kiki menyatakan kasus penyelundupan ini yang pertama kali terjadi di perusahaannya. Usai mendapat informasi soal penyelundupan itu, pihaknya langsung berkoordinasi dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Selatan.

"Untuk kasus penyelundupan hewan ini baru pertama kali kami temukan. Karena itu, setelah berkoordinasi kami akan langsung melaporkan ke BKSDA ataupun kepolisian jika ada penemuan serupa kedepan," kata Kiki.

Sementara itu, Kepala Resort Palembang BKSDA Sumsel M. Andreansyah mengatakan tiga anak buaya berhasil diselamatkan itu memiliki panjang sekitar 40-50 cm. Usianya diperkirakan baru 1 bulan dan bukan berasal dari penangkaran.

"Ini sepertinya buaya yang ditemukan di alam bebas, lalu dikirimkan dengan tujuan diperjualbelikan untuk dimanfaatkan bagian tubuhnya," kata Andrean.

Ketiga anak buaya itu kini ditempatkan di Penangkaran Budiman yang sudah bekerjasama dengan BKSDA Sumsel.

"Ketika dilepaskan di penangkaran kondisinya sedikit lemas karena lama terbekap. Namun, begitu dilepas di kolam kondisinya sudah sehat kembali," imbuh Andrean.

Buaya Muara merupakan satwa asli Sumatera dengan nama latin Crocodylus porosus. Jenisnya termasuk memiliki polulasi terbesar di dunia. Di Sumsel, buaya muara sering dijumpai masyarakat berada di kawasan Perairan Sungsang dan Taman Nasional Sembilang, Kabupaten Banyuasin dan Musibanyuasin.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya