BKSDA: Semua Hutan dan Lahan Sulsel Rawan Kebakaran

Kondisi ini diperparah dengan kebiasaan masyarakat yang kerap membersihkan lahan dengan cara membakarnya.

oleh Eka Hakim diperbarui 02 Sep 2015, 19:51 WIB
Diterbitkan 02 Sep 2015, 19:51 WIB
kebakaran hutan
Kebakaran hutan (Antara)

Liputan6.com, Makassar - Beberapa wilayah di Sulawesi Selatan (Sulsel) berisiko tinggi mengalami bencana kebakaran lahan dan hutan pada kemarau panjang tahun ini. Dari data Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Sulsel tercatat, hingga Juli 2015 terdapat 80 hotspot yang terpantau di Sulawesi Barat dan Selatan.

Jumlah itu meningkat pada Agustus hingga lebih dari 50 persen, yakni sebesar 132 hotspot.

"Semua kawasan hutan dan lahan di Sulsel rawan kebakaran, terlebih lagi adanya gelombang panas akibat badai el nino," kata Kepala Balai Besar KSDA Dody Wahyu Karyanto di Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (2/9/2015).

Dia menuturkan, kondisi ini diperparah dengan kebiasaan masyarakat yang kerap membersihkan lahan dengan cara membakarnya.

"Penyebab kebakaran hutan dan lahan dipastikan 99 persen terjadi akibat perbuatan manusia seperti membuka atau membersihkan lahan dengan cara membakar, mencari lebah madu, lemparan puntung rokok, dan berbagai perilaku lainnya," tutur dia.

Dia mengatakan, dampak kebakaran hutan itu mengakibatkan terjadinya penurunan fungsi hutan, baik secara ekologis, ekonomis, sosial maupun budaya.

Untuk mengantisipasi dampak kebakaran hutan, Balai Besar KSDA Sulsel berencana menggelar apel siaga pengendalian kebakaran hutan.

"Melalui cara sosialisasi yang intensif, semua pihak tidak dirugikan. Kebakaran hutan bisa dihindari, setidaknya diminimalisir. Sebaliknya, masyarakat juga tetap bisa membuka lahan tanpa harus membakar," tutur dia.

Sementara sosialisasi bahaya kebakaran bakal digelar di Toraja pada awal September 2015 dengan jargon 'Membakar, tak punya hati. Membiarkan, tak punya rasa.' (Ndy/Yus)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya