Liputan6.com, Jakarta - Musim hujan yang melanda Kota Makassar beberapa minggu terakhir, membawa duka bagi murid Sekolah Dasar SD Yayasan Pendidikan Islam (Yapis) Cokroaminoto di Jalan Barawaja III, Tammua, Kecamatan Tallo, Makassar, Sulawesi Selatan.
Niat mereka untuk menimba ilmu di sekolah kesayangannya, harus terhenti karena ketika hujan, sekolah yang terletak di tengah permukiman padat penduduk itu langsung banjir.
Air banjir itu setinggi lutut murid-murid sekolah dasar. Tak jarang jika hujan tiba, para murid langsung meninggalkan proses belajarnya dan berganti menjadi aksi mengeruk air bersama yang ada di dalam kelas mereka.
Baca Juga
"Kalau hujan datang, kami dan teman-teman biasa bantu guru mengeruk air yang masuk ke dalam sekolah," kata Irsan, murid kelas VI SD Yapis Cokroaminoto, Sabtu (9/1/2016).
Menyikapi hal tersebut, Farida guru kelas VIÂ SD tersebut membenarkan, kondisi proses belajar mengajar di sekolahnya kerap terganggu saat musim hujan melanda Kota Makassar.
"Jangankan murid, guru-guru juga ikut berjibaku menguras air dari dalam kelas. Ini terjadi karena rendahnya struktur tanah pada bangunan gedung sekolah kami," jelas Farida.