Liputan6.com, Jakarta - Semburan lumpur yang muncul di beberapa titik pengeboran panas bumi PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) Lahendong, di Kelurahan Tondangow, Kecamatan Tomohon Selatan, Provinsi Sulawesi Utara akhirnya berhenti.
"Bisa dikatakan berhenti untuk mayoritas titik manifestasi, namun di 3 titik masih mengeluarkan uap air dengan intensitas rendah dan cenderung sulit teramati," kata Humas Pertamina Geothermal Energy (PGE) Lahendong Sulawesi Utara Dimas Wibisono di Tomohon, seperti dikutip Antara, Senin (25/1/2016).
Namun, sampai saat ini Pemerintah Kota dan PGE Lahendong terus berupaya mengatasi semburan yang sempat mengkhawatirkan warga sekitar. Mereka khawatir semburan itu seperti lumpur Lapindo di Sidoarjo, Jawa Timur.
"Aktivitas semburan uap air telah teratasi dan manifestasi yang muncul di kluster 24 Kelurahan Tondangow kini telah berhasil ditangani oleh Pemerintah Kota Tomohon bersama tim PGE Lahendong serta ahli geologi universitas Gajah Mada," kata Wali Kota Tomohon Sanny Parengkuan.
Baca Juga
Sanny mengatakan, semburan air sudah kembali normal sehingga masyararakat diharapkan tidak khawatir dan takut.
"Lakukanlah aktivitas seperti biasanya. Tak perlu panik, apalagi semburannya sudah berhenti dan dapat diatasi. Kami berterima kasih kepada semua pihak yang telah mengusahakannya," ujar Sanny.
Namun demikian, Sanny mengatakan, saat ini fungsi sumur cadangan LHD-24 masih akan dipantau petugas.
Sementara itu, tim ahli goeologi UGM Pri Utami mengatakan, semburan ini terjadi karena kombinas alam dan beberapa faktor lainnya. Dia menambahkan, bila ada perubahan manifestasi di lokasi semburan diharapkan segera berkoordinasi dengan pemerintah dan PGE Lahendong.
"Kemungkinan penyebabnya adalah kombinasi antara alam serta perubahan yang bersifat alami, retakan dari sumur, serta uap air panas yang merembes keluar," kata Pri.