Liputan6.com, Manado - Ancaman kelaparan menghantui ratusan warga di Kecamatan Miangas, Kabupaten Kepulauan Talaud, yang berbatasan dengan Filipina. Untuk itu, Pemprov Sulawesi Utara (Sulut) mengerahkan 3 kapal untuk mengirimkan bantuan logistik ke Karatung dan Miangas.
"3 kapal sudah ke Karatung dan Miangas membawa logistik, Senin kemarin. Diharapkan sambil menunggu 4 kapal yang akan segera beroperasi," ujar Kepala Dinas Perhubungan dan Komunikasi Informatika Sulut Joy Oroh di Manado, Selasa (26/01/2016).
Joy mengungkapkan, keterlambatan kapal perintis membawa logistik ke pulau-pulau terluar itu karena ada perubahan regulasi terkait pengalihan operasi.
Baca Juga
"Ada pengalihan kewenangan soal pengoperasian kapal perintis. Sekarang sudah ditangani oleh PT Pelni sehingga pelayaran ke kepulauan sudah mulai jalan," Joy menerangkan.
Advertisement
Baca Juga
Ancaman kelaparan melanda masyarakat Kecamatan Miangas karena pulau terluar itu hingga pekan lalu, belum dilayari armada kapal perintis. Kapal perintis terakhir kali datang ke wilayah itu pada Desember 2015. Padahal, kapal perintis itu datang untuk menyuplai bahan makanan.
Hal itu mengakibatkan stok bahan makanan ratusan warga kian menipis. "Dalam perkiraan kami stok bahan makanan warga tinggal untuk 2 minggu saja," ucap Camat Miangas Steven Edwin Maarisit, saat dihubungi Liputan6.com, Rabu (20/01/2016) lalu.
Menurut Steven, hanya KN Sabuk Nusantara yang buang sauh di dermaga Miangas pada 26 Desember 2015. Setelah itu, tidak ada lagi pelayaran armada perintis masuk ke wilayah itu.
Untuk bertahan hidup, warga hanya bisa memanfaatkan hasil bumi dan sisa-sisa bahan makanan yang stoknya semakin mengkhawatirkan. Di daerah itu hidup 255 kepala keluarga atau 764 jiwa.
Jarak pulau terluar itu lebih dekat dengan Filipina, hanya sekitar 4 jam menggunakan speedboat. Sedangkan, waktu tempuh dari Miangas ke ibukota Kabupaten Talaud, Melonguane, membutuhkan 6 jam perjalanan laut.