Liputan6.com, Yogyakarta - Mi Ayam Tumini di Yogyakarta, merupakan perpaduan antara kuah kental dan rasa mi yang menggugah selera. Dalam sehari, mi ayam bisa laku terjual sebanyak 700 mangkuk.
Selain itu, berita mengenai segitiga hitam Papua, turut menyita perhatian banyak pembaca di Liputan6.com, terutama kanal Regional hingga Kamis (17/3/2016) sore.
Berikut berita-berita terpopuler yang terangkum dalam Top 3 Regional.
1. Rahasia Mi Ayam Tumini, Sehari Laku 700 Mangkuk
Baca Juga
Sekilas dari luar warung Mi Ayam Tumini di Jalan Imogiri Timur, Umbulharjo, Yogyakarta seperti warung mi ayam biasa. Namun dari luar terlihat berderet panjang sepeda motor parkir depan warung.
"Sehari bisa 450-an motor di sini biasanya sampai jam 5 paling malam jam 7," ujar Eko, juru parkir warung mi ayam, Rabu 16 Maret 2016.
Triyanto, karyawan warung ini, mengatakan jika warung Mi Ayam Tumini ini sudah sejak tahun 1990. Dalam sehari bisa menjual mie ayam sebanyak 700 mangkuk. "Sehari bisa 500-700 mangkuk. Kalau ayamnya habis ya sudah tutup. Tergantung ayamnya."
Selengkapnya baca di sini...
2. Jalur Ini Dijuluki Segitiga Hitam Papua, Hati-hati Melintas
Advertisement
Kabupaten Puncak, Puncak Jaya, dan Lanny Jaya adalah kabupaten yang terletak di wilayah Pegunungan Tengah, Papua. Topografi wilayah di tiga kabupaten itu hampir sama, berbukit dan memiliki banyak lembah. Tanahnya subur, sehingga masyarakat setempat selalu memanfaatkan tanah di daerah itu untuk bercocok tanam, khususnya umbi-umbian.
Kabupaten Lanny Jaya dan Puncak merupakan dua kabupaten pemekaran pada 2008. Lanny Jaya merupakan kabupaten pemekaran dari Jayawijaya. Sementara, Kabupaten Puncak merupakan pemekaran dari Kabupaten Puncak Jaya.
Selain menggunakan pesawat berbadan kecil, ketiga kabupaten itu bisa dijangkau dengan jalan darat. Untuk ke Lanny Jaya misalnya, dari Wamena bisa ditempuh dengan perjalanan empat jam. Sementara, dari Wamena ke Puncak Jaya dapat ditempuh 12 jam.
Selengkapnya baca di sini...
3. Berlaga di Thailand, 23 Siswa Nyanyikan Pakarena
Pertama kalinya, Makassar mengutus 23 siswa berlaga dalam ajang International Culture Exchange (ICE) 2016 di Bangkok, Thailand, pada 18-24 Maret 2016 mendatang.
Dalam ajang tersebut, para siswa akan membawakan lagu Pakkarena yang dikombinasikan dengan Mangngaru, tarian empat etnis yang ada di Sulawesi Selatan (Sulsel).
Ke-23 pelajar itu berasal dari Metro School Makassar. Pembina para pelajar, Rosdiana mengatakan para siswa asuhannya itu akan tampil selama 4-5 menit di hadapan para siswa asing lainnya dari berbagai negara. Di antaranya adalah Jepang, Sri Lanka, Thailand dan Malaysia.
"Kesempatan berlaga di ICE 2016 kita akan manfaatkan untuk memperkenalkan budaya Makassar ke mata dunia melalui pakaian adat yang dikenakan saat tampil, dan atraksi Mangngaru yang menyertai paduan suara Metro School membawakan lagu Pakarena," kata Risnadia, Kamis (17/3/2016).