Perguruan Islam Tertua Banten Siap Lawan Narkoba

Sementara itu, Pemprov Jabar bentuk tim khusus tangkal narkoba di kalangan PNS dan pejabat negara.

oleh Yandhi Deslatama diperbarui 18 Mar 2016, 17:05 WIB
Diterbitkan 18 Mar 2016, 17:05 WIB
Ilustrasi Narkoba 2 (Liputan6.com/M.Iqbal)
Ilustrasi Narkoba 2 (Liputan6.com/M.Iqbal)

Liputan6.com, Bandung - Pengurus Besar Mathla'ul Anwar berharap agar Badan Narkotika Nasional (BNN) mencegah narkoba masuk ke pondok pesantren. "Jika Bupati dan anak mantan wapres saja sudah terlibat narkoba, bagaimana rakyat lainnya," kata Ketua PB MA, Mohamad Zen, Jumat (18/03/2016).

Zen memprediksi kuatnya jaringan narkoba internasional dan nasional karena beromzet ratusan miliar rupiah. Dengan dana tersebut, para gembong narkoba beroperasi.

"Negara kita sudah darurat narkoba. Negara kita harus segera diselamatkan," terang Zen.

Dekan Fakultas Agama di Universitas Mathla'ul Anwar itu mengaku siap jika dimintai bantuan BNN untuk melakukan pencegahan narkoba ke setiap pesantren.

"Mathla'ul Anwar siap bekerjasama dengan BNN untuk memerangi bahaya narkoba ini dengan memberikan penyuluhan, konsultasi bahkan sebagai tempat rehabilitasi," tegas dia.

Mathla'ul Anwar merupakan lembaga pendidikan Islam yang berpusat di Kecamatan Menes, Kabupaten Pandeglang, Banten, dan berdiri sejak 1916.

Tim Khusus Narkoba

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat akan membentuk tim khusus untuk mengantisipasi, memantau, dan memerangi bahaya narkoba di kalangan PNS dan pejabat negara di tingkat provinsi dan kabupaten/kota.


"Ya tentu, data-data semakin meningkatnya pengguna narkoba ini menjadi perhatian kita bersama, minggu lalu kita akan membuat tim khusus antisipasi, karena kita bisa kampanye anti narkoba lewat berbagai cara," kata Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan atau Aher, di Bandung, dikutip Antara, Jumat (18/3/2016).

Ditemui usai mendampingi kunjungan kerja Menkopolhukam Luhut Binsar Panjaitan, di Aula Barat Kampus ITB, Aher mengatakan tim tersebut juga akan merangkul siswa SD hingga SMA sebagai corong Pemprov Jabar dalam memerangi narkoba.

"Tentunya dengan cara yang masif, bisa lewat sekolah tingkat SD sampai SMA. Saat ini ada 9,2 juta murid SD sampai SMA di Jabar, ditambah perguruan tinggi, insyallah efektif (dalam memerangi narkoba)," kata dia.

Usia remaja, menurut dia, sangat rentan terhadap serangan narkoba sehingga pihaknya akan menjadikan anak muda sebagai agen untuk menyadarkan sesama supaya tidak mendekati atau menggunakan narkoba.

"Mereka juga akan dilatih tentang ciri-ciri atau tanda-tanda orang terkena narkoba, jenis narkoba agar mereka paham betul tentang narkoba," kata Aher.

Pelatihan dan pemahaman yang benar tentang narkoba, lanjut Aher, penting dilakukan karena narkoba sudah menyerang berbagai lapisan masyarakat dan lini kehidupan termasuk ke pesantren-pesantren.

"Tadi juga disebutkan pesantren tarekat agar kuat zikir diberi obat, memang melek dia sampai subuh tapi yang membuat dia melek sampai subuh adalah ekstasi ternyata. Itu kan ada yang mau berbuat jahat kepada orang yang punya niat baik, dan tidak tahu jadi dia ngambil narkoba seakan-akan itu vitamin," tutur dia.

Pihaknya juga menyambut baik karena garis perintah BNN saat ini adalah secara vertikal artinya BNN sebagai organ pemerintah pusat ada hingga ke daerah atau tingkat kabupaten/kota.

"Saya ngerti kenapa strukturnya vertikal karena itu untuk komandan pusat dan keseriusan besar dari negara ini, khususnya Pak Presiden, untuk mengantisipasi bahaya narkoba yang sangat merugikan masa depan bangsa ini," ucap Aher.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya