Kreasi di Batubara, Tak Ada Ikan Anak Ikan Pun Jadi

Nelayan di pesisir Batubara sulit mencari ikan, para ibu mengolah anak ikan. .

oleh Liputan6 diperbarui 28 Mar 2016, 05:00 WIB
Diterbitkan 28 Mar 2016, 05:00 WIB
20150803-Musim Kemarau, Produksi Ikan Asin Meningkat -Jakarta
Seorang anak menata ikan asin yang dikeringkan di wilayah kampung nelayan Muara Angke, Jakarta, Senin (3/8/2015). Musim kemarau membuat produksi ikan asin di daerah tersebut meningkat 50 persen. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Batubara - Kalangan ibu rumah tangga di daerah pesisir Kabupaten Batubara, Provinsi Sumatera Utara, melakukan budi daya anak ikan akibat nelayan di daerah itu kesulitan mendapatkan ikan.

Sejumlah ibu rumah tangga di Desa Mesjid Lama dan Desa Indrayaman, Kecamatan Talawi mengatakan, budidaya anak ikan itu dilakukan agar dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari karena para suami kesulitan menangkap ikan di laut. Anak-anak ikan ini dijemur menjadi ikan kering tawar.

Gadi, salah seorang pembudidaya anak ikan di Desa Mesjid Lama mengatakan, anak ikan itu dibeli dari nelayan yang kembali dari laut pada siang hingga sore hari. Tidak jarang, anak ikan tersebut dibeli di Tempat Pelelangan Ikan (TPI).

"Untuk mendapatkan jumlah yang lebih banyak," kata Gadi, dilansir Antara, Minggu 27 Maret 2016.

Biasanya, anak-anak ikan yang sering disebutkan 'ikan pakang' dan 'ikan kasai' tersebut kurang laku di pasaran karena terlalu kecil dan cita rasanya tidak seenak ikan lain seperti gembung, tongkol, dan pari. Karena itu, harga anak-anak ikan  relatif murah, yakni sekitar Rp 3.000 per kilogram.

Untuk mendapatkan ikan kering tawar dengan berat satu kg, dibutuhkan sekitar 4-5 kg anak ikan yang masih basah. Kemudian, anak-ikan tersebut dibelah dan dibuang isi perutnya sebelum dibersihkan dan dijemur.

Sebelum dijemur, anak-anak yang yang telah dibelah itu dicuci dan selanjutnya direndam dengan air garam dengan rentang waktu yang tidak terlalu lama. Perendaman tersebut hanya beberapa saat sehingga anak ikan yang akan dijemur itu tidak terasa asin seperti ikan asin umumnya.

Setelah anak ikan tersebut kering, lalu dijual dengan harga sekitar Rp 25 ribu per kg. "Namun ada juga pengusaha yang mengambilnya (membeli ikan itu) ke sini," imbuh Gadi.

Aktivitas pengolahan anak ikan menjadi ikan kering tawar tersebut cukup memberikan hasil meski jumlahnya tidak sebanding jika hasil dari para suaminya melaut. Untuk mendapatkan satu kg ikan kering tawar yang dijual Rp 25 ribu pe kg, para ibu rumah tangga itu harus mengeluarkan sekitar Rp 17 ribu.

Anak ikan yang sudah dibelah tersebut juga harus dijemur lagi selama dua hari agar benar-benar kering dan rapuh jika sudah digoreng. "Bisa dimakan dengan nasi, bisa juga jadi makanan ringan seperti kerupuk," papar Gadi.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya