Sedekah Melalui Barang Bekas

Sejak berdiri setahun yang lalu, studio workshop Basocraft tak hanya dibanjiri warga Makassar, tapi juga para imigran.

oleh Eka Hakim diperbarui 02 Apr 2016, 19:44 WIB
Diterbitkan 02 Apr 2016, 19:44 WIB
Sedekah Melalui Barang Bekas
Sejak berdiri setahun yang lalu, studio workshop Basocraft tak hanya dibanjiri warga Makassar, tapi juga para imigran.

Liputan6.com, Makassar - Banyaknya barang bekas di sekitar kita terbuang sia-sia. Namun, di tangan Andi Baso Achmad, barang bekas tersebut dapat disulap menjadi barang yang bernilai ekonomis tinggi.

Dengan ilmu dan keterampilan yang dimilikinya, aktivis lingkungan itu mengajak masyarakat di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, berpikir kreatif memanfaatkan barang bekas menjadi sumber pendapatan.

Dengan harapan itulah, Andi membuat studio workshop yang di dalamnya orang dapat belajar aneka kerajinan tangan yang tidak memerlukan modal besar. Tapi cukup dengan memanfaatkan barang-barang bekas yang ada di sekitar warga.

"Cuma itu yang bisa saya berikan kepada mereka yang memerlukannya, semoga dapat bermanfaat bagi orang dan masyarakat di luar sana," kata Andi kepada Liputan6.com, di Makassar, Sabtu (2/4/2016).

Sebagai manusia, Andi merasa harus banyak bersedekah. Namun secara pribadi ia mengakui tidak bisa memberikan materi berupa uang atau harta benda lainnya. Tetapi dengan ilmu dan bakat yang dimilikinya, niat tetap berbagi dengan sesama itu bisa terwujud.


Dengan modal seadanya, Andi memberanikan diri mendirikan studio workshop, di mana orang bisa melatih keterampilan dengan memanfaatkan barang bekas seperti botol plastik, botol kaca, kaleng, pipa paralon, bambu, karung goni, koran, dan sebagainya.

"Yah, bagi mereka yang ingin bergabung dengan kami, baik usia tua, muda, putus sekolah, dan siapa pun itu, kami mengajak untuk bergabung di sini secara cuma-cuma dan gratis," imbau dia.

Sejak berdiri setahun lalu, studio workshop bernama Basocraft di Jalan Borong Raya, Makassar itu tak hanya dibanjiri warga Kota Makassar, tapi juga para imigran dari berbagai negara.

"Para imigran itu kebetulan saya sendiri yang langsung melatihnya dan alhamdulillah mereka akhirnya mampu membuat kreasi yang bagus, dengan dasar berbagai barang bekas seperti botol kaca dan bambu," ungkap Andi.

Beberapa barang bekas yang berhasil 'disulap' menjadi barang bernilai ekonomis tinggi di antaranya, ban bekas menjadi pot bunga, dan botol kaca menjadi lampu hias.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya