Liputan6.com, Brebes - Watimin (34) warga Cilacap Jawa Tengah, bertekad jalan kaki dari Cilacap, Jawa Tengah menuju ke Jakarta sebagai wujud berterima kasih kepada para pahlawan yang mengorbankan jiwa raga untuk kemerdekaan.
Selain ungkapan rasa syukur atas jasa para pahlawan, Watimin juga ingin bertemu dengan Presiden Jokowi untuk mengucapkan selamat hari kemerdekaan RI sekaligus mengikuti upacara bendera bersama kepala negara dan ibu negara RI.
Cuaca panas terik di jalanan pantura perbatasan Tegal-Brebes tidak menyurutkan langkah kedua kaki Watimin menyusuri jalanan aspal. Dengan menggendong tas ransel hitam dan tangan kanan menggenggam batang bambu, pria itu melangkahkan kedua kakinya dengan mantap.
Penampilan Watimin pun cukup unik, pria yang juga berprofesi sebagai petani ini mengenakan pakaian kotak-kotak dan menggunakan ikat kepala yang sama-sama bewarna merah-putih, serta memakai sandal jepit.
Ransel hitam yang digendongnya itu berisi pakaian dan perbekalan selama di perjalanannya. Ia juga menempelkan kertas yang telah dilaminating di tas ranselnya yang bertuliskan 'Menyambut HUT RI ke-71 Jalan Kaki dari Pucung Lor-Kroya-Cilacap menuju Jakarta'.
"Ini cara saya menghormati jasa para pahlawan kita yang telah gugur memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Memang tidak seberapa pengorbanannya, tapi apa yang saya lakukan ini semoga menjadi inspirasi bagi diri saya sendiri," ucap Watimin di sela-sela perjalanannya saat berada di Jalan Kaligangsa pantura Tegal-Brebes Jateng, Kamis 11 Agustus 2016.
Baca Juga
"Mimpi saya bertemu dengan pak Presiden Jokowi, saya ingin bersalaman dengan beliau. Dan juga mengucapkan selamat hari kemerdekaan RI ke 71 secara langsung," kata dia.
Warga Desa Pucung Lor, Kecamatan Kroya Cilacap ini juga berkeinginan untuk melihat langsung prosesi pengibaran bendera sangsaka merah putih di Istana negara.
"Sebagai harapan saya bisa datang dan melihat prosesi upacara pengibaran bendera merah putih di Istana negara. Kalaupun tidak bisa terwujud mimpi dan lkeinginan saya tidak masalah. Saya ikhlas melakukanya karena cinta saya begitu besar kepada tanah air," ujar dia.
Watimin berangkat dari kediamanya pada Senin, 8 Agustus 2016 sekitar pukul 17.00 WIB. Saat pelepasannya juga disaksikan keluarga dan sejumlah tetangganya ikut mengantar sampai jalan raya.
Bahkan, kepala desa setempat beserta sejumlah perangkatnya juga turut melepas pria yang sehari-hari bekerja sebagai petani di kampungnya.
"Sebelum berangkat, saya minta izin kepada keluarga, pihak desa dan kepolisian Resor Cilacap. Alhamdulillah seluruh pihak menyetujui dan mengantarkan saya saat pelepasan kemarin," kata dia menjelaskan.
Advertisement
Oleh keluarganya, Watimin hanya dibekali delapan potong ketupat dan sejumlah lauk pauk, seperti kering tempe, telur rebus dan kerupuk. Sementara uang yang dibawanya pun tak banyak, hanya Rp 150 ribu saja.
Dengan bekal yang dibawanya itu, Watimin mengaku mengonsumsinya sedikit demi sedikit secukupnya.
"Satu hari saya makan sekali pada pagi hari saja. Kemudian siang sampai malam saya banyakin minum air mineral saja. Selain bekal yang minim, saya juga masih segar dan kuat untuk berjalan kaki sampai ke tujuan," ucap dia.
Dari Cilacap, Watimin berjalan melalui jalur Purwokerto-Tegal. Dilanjutkan ke arah Pantura dengan menyusuri jalan utama Tegal-Brebes-Cirebon, hingga Jakarta.
Mampir Minta Stempel Polsek
Selama di perjalanan, Watimin selalu mampir ke kantor kepolisian sektor yang dia lewati untuk meminta stempel dan tanda tangan atau sekadar istirahat sejenak.
Menurut dia, hal itu untuk membuktikan dia benar-benar jalan kaki dari Cilacap menuju ke Jakarta. Bahkan, dia juga selalu mampir ke musala untuk menunaikan salat.
"Kalau pas mampir di polsek minta stampel dan tanda tangan, saya sekalian duduk sebentar untuk istirahat dan menjalankan salat wajib," papar dia.
Watimin menargetkan tiba di Jakarta pada Selasa, 16 Agustus 2016. Ia berharap, Presiden Joko Widodo dapat mewujudkan mimpinya untuk bertemu orang nomor satu di Indonesia.
"Insya Allah saya yakin bisa sampai Jakarta tepat waktu sesuai perkiraan. Di dalam perjalanan saya tak lupa berdoa dan berharap bisa ketemu pak Jokowi presidennya wong cilik," kata dia.
Di sisi lain, meskipun harus menempuh jarak perjalanan lebih dari 500 kilometer (KM). Watimin tetap mengobarkan semangatnya untuk mencapai tujuan utamanya.
Ia bercerita, selama dalam perjalanannya menuju Jakarta, dia kerap mendapatkan sanjungan dan diminta untuk berfoto selfie dengan sejumlah masyarakat.
"Sering banget mas, kalau pas jalan lewat saya ditanya-tanya. Kenapa kok jalan kaki sejauh itu, ya ceritakan alasannya gitu. Setelah itu, mereka minta foto selfie bersama yang katanya mau diunggah di medsos," papar dia.
Seringnya masyarakat memberikan perhatian kepada dirinya atas nazar jalan kaki itu, Watimin pun mengaku menjadi terus termotivasi dan lebih bersemangat lagi.
"Saya bangga masyarakat banyak yang perhatian, apalagi mendukung cara saya ini untuk memberikan sedikit contoh betapa besarnya perjuangan para pahlawan dulu yang rela berperang pagi siang dan malam demi merebut kembali kemerdekaannya," ucap Watimin.
Advertisement