Bukti Nyamuk Ber-Wolbachia Ampuh Hadang DBD

Nyamuk jantan pembawa vektor DBD ber-Wolbachia yang mengawini nyamuk betina dipastikan mandul.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 02 Sep 2016, 08:33 WIB
Diterbitkan 02 Sep 2016, 08:33 WIB
Eliminate Dengue Project
Telur nyamuk Aedes aegypti yang telah mengandung bakteri Wolbachia siap menekan angka DBD (Liputan6.com/ Agustin Setyo Wardani)

Liputan6.com, Yogyakarta - Pelepasan telur nyamuk Aedes Aegypti yang sudah ber-Wolbachia sudah pernah dilakukan di Sleman dan Bantul beberapa waktu lalu. Dari pengamatan yang dilakukan Eliminate Dengue Project (EDP) Yogya, keberadaan nyamuk ber-Wolbachia di empat dusun yang menjadi lokasi pelepasan dapat hidup berkelanjutan.

"Pengalaman penelitian skala kecil di Sleman dan Bantul sudah menunjukkan jumlah nyamuk ber-Wolbachia yang tinggi mampu melindungi warga dari penularan DBD," ujar Adi Utarini, Peneliti Utama EDP Yogya, Rabu, 31 Agustus 2016.

Penelitian skala kecil yang dimaksud meliputi pelepasan telur nyamuk ber-Wolbachia di Kronggahan dan Nogotirto Sleman pada 2014 serta Jomblangan dan Singosaren Bantul pada 2015.

Utarini mengungkapkan selain jumlah nyamuk ber-Wolbachia yang cukup tinggi di wilayah tersebut, penularan setempat kasus DBD juga tidak ada. Ia berani mengklaim hal itu karena sudah memantau hal itu. Ketika terjadi penularan kasus DBD di wilayah yang dimaksud, kawasan dalam radius 200 meter diawasi selama dua minggu.

"Dan memang bukan dari nyamuk setempat yang menulari, melainkan mobilitas penduduk tinggi dan terkena nyamuk di tempat lain," kata Utarini.

Meskipun terjadi penurunan kasus DBD yang signifikan di wilayah penelitian, ia belum dapat menyimpulkan utama karena penelitian nyamuk ber-Wolbalchia butuh daerah yang lebih luas dengan tingkat kepadatan penduduk yang tinggi.

"Oleh karena itu, pada tahun ini dilakukan di Yogya," ucap dia.

Nyamuk Aedes Aegypti ber-Wolbachia merupakan hasil penelitian yang dilakukan oleh EDP-Yogya, Fakultas Kedokteran UGM, dan didanai oleh Yayasan Tahija Indonesia sejak 2012. Proses memasukkan bakteri Wolbachia dilakukan di Australia dengan sistem mikro injeksi.

Keterbatasan peralatan di Indonesia membuat proses tersebut belum memungkinkan dilakukan di dalam negeri.

Nyamuk jantan ber-Wolbachia yang mengawini nyamuk betina lokal tidak bisa menghasilkan keturunan, sedangkan betina ber-Wolbachia yang mengawini jantan lokal akan menghasilkan keturunan yang seluruhnya ber-Wolbachia.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya