Liputan6.com, Yogyakarta - Nyamuk yang mengandung bakteri Wolbachia ternyata juga bisa menghambat penularan virus Zika.
"Eliminate Dengue Project (EDP) global telah melakukan penelitian nyamuk ber-Wolbachia bisa menekan perkembangan virus Zika di tubuh nyamuk," ujar Adi Utarini, Peneliti Utama EDP Yogya di Yogyakarta, Rabu (31/8/2016).
Bahkan, kata dia, World Health Organization (WHO) sudah merekomendasikan pelepasan nyamuk ber-Wolbachia dalam skala besar di Brasil, salah satu negara dengan jumlah kasus Zika tinggi.
Menurut dia, prioritas utama dari nyamuk ber-Wolbachia memang menekan laju nyamuk DBD. Meskipun demikian, dalam penelitian juga dilakukan pemindaian dan dipastikan nyamuk dengan bakteri tersebut bebas dari Cikunguya dan Zika.
Baca Juga
Namun, Utarini tidak menampik kasus Zika perlu mendapat perhatian khusus, terlebih jika terpapar ke ibu hamil yang mempengaruhi kondisi bayi saat dilahirkan. Ia meminta pemerintah memantau dan menambah amunisi untuk mencegah Zika menjangkiti ibu hamil.
Nyamuk Aedes Aegypti ber-Wolbachia merupakan hasil penelitian yang dilakukan oleh EDP-Yogya, Fakultas Kedokteran UGM, dan didanai oleh Yayasan Tahija Indonesia sejak 2012. Proses memasukkan bakteri Wolbachia dilakukan di Australia dengan sistem mikro injeksi.
Keterbatasan peralatan di Indonesia membuat proses tersebut belum memungkinkan dilakukan di dalam negeri. Nyamuk jantan ber-Wolbachia yang mengawini nyamuk betina lokal tidak bisa menghasilkan keturunan, sedangkan betina ber-Wolbachia yang mengawini jantan lokal akan menghasilkan keturunan yang seluruhnya ber-Wolbachia.