Liputan6.com, Surabaya - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menyiapkan solusi berupa pos curhat (curahan hati) yang online selama 24 jam. Hal tesebut guna mencegah para pelajar tersesat saat mencari solusi atas masalah.
"Jika kalian ada masalah, kami (pemkot) membuka celah bagi kalian untuk menceritakan, nanti kami akan memberikan solusi hingga tuntas," kata Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini saat memberikan pengarahan pada acara Kongres Pelajar Surabaya 2016 di Balai Pemuda Surabaya, Jawa Timur.
Baca Juga
"Jika cerita ke orang lain, kami khawatir kalian malah disesatkan, diajak mencari jalan pintas melalui narkoba dan minum-minuman keras."
Advertisement
Hotline Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak di nomor 0811 334 5303 – 0822 324 21000 dapat dihubungi 24 jam dan bebas pulsa. Hotline ini tak hanya tersambung dengan dinas terkait, namun juga terkoneksi dengan psikolog serta kepolisian.
"Contoh teman yang baik adalah, teman yang membantu. Jika kalian ingin membantu teman kalian keluar dari jurang kenakalan remaja, maka ini adalah cara terbaik," kata Risma, panggilan populer wali kota.
Risma juga menjamin akan memberikan rehabilitasi bagi siswa yang masih di dalam usia anak-anak jika memang tertangkap menggunakan obat-obatan terlarang. Risma berharap, dengan tindakan cepat maka kemungkinan sembuh akan sangat tinggi.
"Kalian semua adalah orang-orang terpilih, tidak semua orang bisa datang di forum seperti ini. Saya berharap informasi seperti ini bisa sampai ke teman dan guru kalian. Jika kalian memang teman yang baik, ketika ada teman yang terkena masalah, maka kalian ada di sana," ujar Risma.
Batasi Medsos
Di hadapan 605 ketua OSIS tingkat SMP,SMA/Sederjat itu, Risma menegaskan bahwa tiang negara hari ini adalah pelajar. Jika negara ini adalah suatu bangunan, maka pelajar adalah salah satu pilar yang menyangga bangunan. Jika bangsa lain ingin merusak suatu negara maka sasaran utama adalah para pelajar.
"Semua orang di dunia ini tahu pentingnya generasi pelajar, apapun akan saya lakukan untuk melindungi kalian (pelajar). Tugas kalian sekarang hanya perlu belajar, dengan pengetahuan kalian akan bisa memfilter masuknya budaya asing mulai dari narkotika hingga sosial media," kata Risma.
Media sosial menjadi perhatian Risma, karena di era sekarang pelajar lebih suka menghabiskan waktu untuk bermain media sosial dibanding belajar. Penggunaan media sosial yang tidak dibatasi, membuat waktu produktif pelajar menjadi berkurang.
"Mulai sekarang, coba hitung berapa jam kalian habiskan untuk bermain game atau mengakses sosial media, dibanding banyak waktu kalian belajar. Bukannya tidak boleh, saya sendiri juga kadang bermain SIM City. Namun, kalian wajib membatasi," kata Risma.