Cirebon Kian Macet di Akhir Pekan, tapi...

Berkembangnya kawasan Cirebon karena dampak dari pembangunan Tol Cipali, rupanya memberikan efek samping. Salah satunya kemacetan.

oleh Panji Prayitno diperbarui 06 Des 2016, 14:02 WIB
Diterbitkan 06 Des 2016, 14:02 WIB
Tol Cipali
Pintu Tol Cikopo jelang Idul Adha 2016

Liputan6.com, Cirebon - Beroperasinya Jalan Tol Cipali membuat sejumlah kawasan di Cirebon menjadi daya tarik wisatawan untuk berkunjung ke kawasan pantura di wilayah tersebut.

Ini terlihat dari padatnya jalanan Kota Cirebon, Jawa Barat setiap menghadapi libur akhir pekan. Beberapa kawasan strategis seperti Jalan Siliwangi, Jalan Kartini, Jalan Cipto Mangunkusumo Kota Cirebon menjadi kawasan padat dengan kendaraan mendominasi pelat nomor luar kota.

Sejumlah hotel berbintang maupun kelas melati juga mulai berdiri di Cirebon atau berjuluk Kota Wali ini. Terkait itu, Kepala Disporabudpar Kota Cirebon Dana Kartiman menyebutkan, tiap tahunnya ada lima hotel berdiri dan siap beroperasi di kota ini.

"Di tahun 2014 ada 64 hotel yang siap berdiri dan naik sampai tahun sekarang ada 69 izin hotel yang beroperasi. Tiap tahunnya ada lima hotel sudah beroperasi," ucap Dana, akhir pekan lalu, 3 Desember 2016.

Dana menambahkan, selain menjadi kawasan transit, Kota Cirebon saat ini menjadi salah satu etalase wisata di Jawa Barat maupun Indonesia. Pada umumnya hotel bukan hanya menjadi tempat untuk sekadar pindah tidur.

Rata-rata pengunjung di Cirebon 60 persen menggelar kegiatan, sisanya cenderung kepada wisata belanja dan kuliner di luar kota Cirebon, serta kunjungan wisata terhadap objek wisata yang ada.

"Pada umumnya kalau yang kunjungan ke keraton wisatawan tidak menginap," kata Dana.

Dia mengakui target kunjungan wisata di Kota Cirebon belum sama seperti di daerah lain seperti Bali, Yogyakarta dan Banyuwangi. Dia menyebutkan, rata-rata pengunjung menginap di hotel Cirebon selama 1,5 hari.

"Sejak beroperasinya Tol Cipali, rata-rata pengunjung tujuh persen wisman, karena wisman hidup di kita diperhitungkan hanya 15 hari, rasionya tujuh persen di Bali, ketika Banyuwangi tangkap peluang ambil tiga hari. Berarti, lima hari destinasi unggul dan Cirebon hanya nol koma sekian persen, kecuali diundang," Dana memaparkan.

Kendala Luas Lahan

Luas wilayah dan tingkat keamanan pengunjung juga menjadi salah satu poin penting berkembangnya daerah. Dana menjelaskan, jika melihat dari luas wilayah Kota Cirebon yang hanya 37 kilometer persegi, jumlah hotel yang beroperasi sudah terbilang melebihi kapasitas.

"Karena yang namanya hotel dengan jumlah 3.800 operasional rata-rata okupansi, space yang ada akan menimbulkan macet karena space jalan masih ada. Dan satu keluarga pasti membawa satu kendaraan, setiap libur kantor atau sekolah masih tetap ada," sebut dia.

Dia mengatakan, selain macet, posisi Kota Cirebon dipisah dengan jalur kereta api yang melintang sepanjang pantura. Sementara itu, banyaknya hotel berdiri, tak diimbangi dengan lahan parkir yang mumpuni. Alhasil, lanjut Dana, tidak sedikit hotel-hotel menggunakan badan jalan untuk parkir.

"Yang diperhitungkan itu justru dampak dari penghuni untuk hidup di Kota Cirebon, untung saja hotel di kota tidak hanya memfasilitasi yang berkunjung ke kota, termasuk Kabupaten Cirebon, Indramayu, Kuningan, Majalengka tapi menginapnya di Kota Cirebon. Jadi Kota Cirebon ramai bukan karena kunjungan wisata, melainkan karena MICE (meeting, incentive, conference, exhibition)," tutur dia.

Selain banyaknya hotel berdiri, para pengunjung juga kerap mengeluh persoalan keamanan, kemacetan, sampah, serta harga yang mahal. Menurut dia, empat faktor tersebut sangat penting untuk disikapi bersama antara pemerintah dan masyarakat.

"Tingkat hospitality juga menjadi pertimbangan pengunjung untuk datang ke Cirebon," ia menambahkan.

Kendati demikian, dia memastikan membangun hotel di Kota Cirebon tidak pernah sia-sia karena sudah menjadi etalase wisata dari Kabupaten Kuningan, Majalengka dan Indramayu. "Peningkatan okupansi hotel bisa mencapai 20 sampai 30 persen apalagi saat PON."

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya