Liputan6.com, Surabaya - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jatim telah memilih Kabupaten Trenggalek, sebagai lokasi paling tepat untuk memecah kebuntuan jalur distribusi barang dan jasa di Jawa Timur, khususnya wilayah selatan.
Kepala Dinas Perhubungan dan Lalu Lintas Angkutan Jalan (Kadishub LLAJ) Pemprov Jatim, Wahid Wahyudi menyatakan solusi tersebut memutuskan dibangunnya pelabuhan yang layak di bagian selatan Jawa Timur, sesuai prioritas pengembangan dan pembangunan infrastruktur kawasan Jawa Timur tahun 2017.
Advertisement
Baca Juga
"Pemprov Jatim telah mengajukan rencana pembangunan pelabuhan di wilayah selatan itu ke Pemerintah Pusat melalui Dirjen Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan. Lokasi pembangunan pelabuhannya, kami tunjuk di kawasan Pelabuhan Prigi, Trenggalek," tutur Wahid saat dikonfirmasi Liputan6.com, beberapa hari lalu.
Wahid mengatakan Pelabuhan Prigi Trenggalek terbilang layak karena telah melalui survei dan kajian mendalam, termasuk kondisi alamnya. Namun demikian, pihaknya telah menyiapkan kajian tersebut melalui studi kelayakan, Amdal, detail Engineering Design (DED), termasuk Rencana Induk Pelabuhan Prigi.
"Apalagi, kawasan laut di wilayah selatan, khususnya di Pelabuhan Prigi tidak membutuhkan pemecah gelombang, sehingga layak untuk dibangun pelabuhan," kata Wahid.
Untuk merealisasikan, kata Wahid, Pemprov Jatim telah mengalokasikan anggaran terpadu senilai Rp 80 miliar yang berasal dari APBD Pemprov Jatim, dan APBD Pemkab Trenggalek. Bahkan, Pemprov Jatim mengupayakan investasi untuk merealisasikan pembangunan pelabuhan tersebut dari APBN Perubahan tahun 2017.
"Kami juga sedang berupaya untuk masuk di dalam Rencana Induk Pelabuhan Nasional. Kemarin saya dari Jakarta, baru pulang tadi pagi, untuk memperujuangkan itu ke Dirjen Perhubungan Laut. Alhamdulillah Dirjen Perhubungan Laut menyetujui pembangunan Pelabuhan Prigi, dan akan dimasukkan dalam draft revisi Rencana Induk Pelabuhan Nasional," ucap Wahid.
Saat ditanya mengapa harus Trenggalek dengan Pelabuhan Prigi, Wahid menjawab, saat ini pelabuhan di Jawa Timur hanya ada di Probolinggo, Tanjung Perak Surabaya, dan Lamongan. Dengan hanya tiga pelabuhan, akan menciptakan biaya mahal pada jalur distribusi potensi yang dimiliki wilayah selatan Jawa Timur.
"Solusinya, agar bisa murah dan bisa bersaing di luar pulau, wilayah selatan Jawa Timur harus punya pelabuhan sendiri. Sebut saja potensi perikanan, pertambangan, dan perkebunan," ujar Wahid.
"Kalau di kawasan itu tidak mendapat dukungan infrastruktur yang memadai, masyarakat setempat harus mengeluarkan banyak biaya. Apalagi, saat ini baru terbangun jalan darat Jalur Lintas Selatan untuk mencapai kawasan itu," tambah dia.
Wahid juga memaparkan, wilayah selatan Jawa Timur, yang meliputi eks- Karesidenan Kediri, seperti Kabupaten dan Kota Kediri, Kabupaten Nganjuk, Kabupaten Tulungagung, Kabupaten Blitar dan Kota Blitar serta Kabupaten Trenggalek memiliki banyak potensi yang dapat menumbuhkan perekonomian masyarakat sekitar.
"Apalagi, di wilayah selatan Jawa Timur ada Kabupaten Pacitan, Ponorogo, dan Ngawi," ucap Wahid.