Liputan6.com, Surabaya - Kondisi bayi kembar siam dempet perut (Omphalopagus) asal Probolinggo, Jawa Timur, Desta-Desty, belum sepenuhnya pulih setelah dilakukan operasi pemisahan. Mereka masih harus menjalani beberapa prosedur medis karena kondisinya yang belum normal.
Ketua tim dokter yang menangani pemisahan Desta-Desty, dr Agus Harianto SpA(K) menjelaskan sempat terjadi kasus sobek lapisan kulit yang menyatukan kedua bayi itu tepatnya pada bagian pusar.
Selain itu, menurut dr Agus Harianto yang juga tergabung dalam tim dokter, perlu dilakukan beberapa tindakan kepada bayi Desta-Desty, seperti rectal tube atau memasukkan semacam selang ke usus besar bayi. Hal ini bertujuan mengeluarkan kotoran dari perut karena bayi tidak memiliki anus.
Advertisement
Baca Juga
Agus mengatakan bagian omphacele mengalami pecah akibatnya usus yang semestinya di dalam perut, justru keluar dan mudah terkena infeksi. Status darurat ini juga sempat diberlakukan oleh tim dokter, karena operasi darurat ini memiliki risiko sangat tinggi.
"Karena umur bayi prematur ini belum cukup bulan sehingga ada beberapa kemungkinan yang akan terjadi, seperti kedua bayi bisa meninggal atau salah satu bayi meninggal ataupun dua-duanya bisa selamat," Agus menegaskan.
"Sementara itu dari pecahnya atau sobeknya kulit itu berdampak pada usus halus dari bayi pertama menjulur dan masuk ke usus besar dari bayi ke dua," kata dr Purwadi salah satu anggota tim dokter yang menangani bayi yang memiliki berat 3,3 kilogram dan lahir prematur itu, Selasa, 27 Desember 2016.
Untuk itu, lanjut Purwadi, satu usus besar yang ukurannya 10 centimeter dari bayi kedua harus dipotong lalu dibuatkan prosedur kolostomi (pembuatan lubang secara bedah).
Selesai dilakukan, plastik ditempatkan di perut pasien yang memiliki stoma (lubang buatan di perut) untuk menampung kotoran dari dalam usus.
"Hal ini dilakukan bertujuan agar kedua bayi bisa Buang Air Besar (BAB) melalui Stoma atau lubang, agar tidak terjadi kembung dan infeksi dan itu karena sejak kemarin kedua bayi ini buang air besarnya (BAB) dikeluarkan melalui alat kelaminnya," ujar Purwadi kepada Liputan6.com.
Dalam operasi selama kurang lebih empat jam terhadap pasien ke-81 kembar siam yang ditangani Rumah Sakit dr Soetomo itu, tim dokter juga memisahkan buli-buli ureter (otot spingter yang berguna sebagai keran penutup atau membuka jalur air kencing dari buli-buli) yang sebelumnya menyatu.
"Semua organ dari bayi kembar siam itu lengkap, kecuali usus, dan juga dibuatkan pembuangan, tetapi langkah selanjutnya adalah pembuatan BAB pada anus, jika semuanya sudah normal, dan prosesnya masih banyak," Purwadi menandaskan.
Masih Kritis, Kondisi Bayi Kembar Siam Desta-Desty Mulai Stabil
Usai menjalani operasi pemisahan, kondisi bayi kembar siam dempet perut (Omphalopagus) asal Probolinggo, Jawa Timur yang bernama Desta Amadatuz Zahro dan Desty Amadatuz Zahru, relatif stabil.
Hal ini dikatakan Ketua Tim Pemisahan Bayi Kembar Siam RSUD dr Soetomo Surabaya, dr Agus Harianto SpA(K). Meski demikian, kedua bayi ini belum melewati masa kritis.
"Pasca-operasi pemisahan tubuh, kondisi keduanya masih relatif stabil dan berangsur membaik. Tapi, kedua bayi masih harus berjuang hingga lima pekan ke depan, untuk melewati fase kritis pasca-kelahiran dan operasi ini," kata Agus kepada Liputan6.com, saat di temui di ruang kerjanya, Selasa, 27 Desember 2017.
Untuk itu, lanjut Agus, kedua bayi ini masih harus mendapatkan perawatan intensif. "Memang harus dirawat serius di ruang Intensive Care Unit (ICU), Gedung Bedah Pusat Terpadu (GBPT), RSUD Dr Soetomo Surabaya," kata dia.
Bahkan, hingga saat ini, kata Dr. Agus, tim dokter kembar siam terus fokus terhadap pemberian nutrisi, serta penanganan infeksi pada bagian usus dan perut, serta Buang Air Besar (BAB) untuk bayi yang lahir prematur di usia 34 minggu ini.
"Untuk membantu bisa melewati fase itu, yang perlu diwasapadai, yaitu infeksi pada kulitnya, pendarahan-pendarahan, atau fungsi pencernaan, mengingat bayi ini dalam keadaan sedang perbaikan daripada saluran pencernaan," ujar Agus.
Sementara itu, ditemui terpisah setelah mendapatkan penanganan pemisahan jabang bayinya, Nurul Iman Mustari, ayah bayi kembar siam mengaku sangat gembira bercampur cemas.
"Perasaan saya ya gembira. Mudah-mudahan kondisi anak saya terus membaik, saya terus menunggu di sini sambil berdoa," ujar Nurul.
Saat ditanya, mengenai bagaimana dengan biaya untuk berobat bayinya, pria yang sehari-hari bekerja sebagai tukang batu atau kuli bangunan ini mengaku menggunakan BPJS.
"Saya bersyukur karena menggunakan BPJS, dan sedikit terbantu, tapi masih sedikit cemas karena selain perekonomian saya ini juga serba pas-pasan. Apalagi saya cuma bekerja sebagai kuli bangunan," ayah bayi kembar siam tersebut memungkasi.
Â
Advertisement