Hari ke-25, Jejak 4 Anggota TNI AL Hilang Belum Diketahui

Empat anggota TNI AL yang hilang itu tengah mengawal kapal ikan Filipina pada pertengahan Desember tahun lalu.

oleh Yoseph Ikanubun diperbarui 08 Jan 2017, 16:09 WIB
Diterbitkan 08 Jan 2017, 16:09 WIB
Empat Anggota TNI AL Hilang
(Liputan6.com/Yoseph Ikanubun)

Liputan6.com, Manado - Pencarian empat anggota TNI AL hilang di perairan Kepulauan Talaud, Provinsi Sulawesi Utara (Sulut), memasuki hari ke-25 sejak hilang kontak pada Rabu 14 Desember 2016. Upaya pencarian masih terus dilakukan, namun sampai kini belum juga ada hasil.

"Kami berharap putra kami bersama tiga rekannya bisa segera ditemukan dalam keadaan selamat dan sehat," ucap ayah salah seorang anggota TNI AL hilang, Laksamana Muda TNI Supartono saat dihubungi dari Manado, Sabtu, 7 Januari 2017.

Supartono adalah ayah Letda Laut Faisal Dwi AR, satu dari empat prajurit TNI AL yang hilang saat mengawal kapal ikan Filipina pada pertengahan Desember tahun lalu.

Supartono mengatakan, hingga kini tim dari Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim) masih terus mencari. Namun memang belum menemukan kapal maupun empat prajurit TNI AL tersebut.

"Tiap malam sudah melakukan doa bersama, dan berharap putra kami bersama tiga rekannya bisa segera ditemukan," ujar Supartono.

Komandan Pangkalan Utama Angkatan Laut (Danlantamal) VIII Manado, Laksamana Pertama AL, Susilo membenarkan upaya pencarian masih terus dilakukan. "Kita masih terus melakukan pencarian," tutur Susilo.

Sebelumnya dalam jumpa pers dengan wartawan di Manado, Panglima Koarmatim Laksamana Muda TNI Darwanto mengatakan, ada beberapa kemungkinan yang mencuat menyusul hilangnya empat prajurit itu. Termasuk di antaranya terkait kelompok radikal Abu Sayyaf hingga cuaca ekstrem.

"Memang masih menjadi pertanyaan, bagaimana kondisi mereka yakni kapal nelayan Filipina FB Nurhana dalam perjalanan menuju Lanal Melonguane, Talaud yang sedang dikawal empat prajurit TNI AL. Kita belum tahu pasti bagaimana," ujar Darwanto.

Darwanto membantah saat ditanyakan apakah ada kemungkinan empat prajurit TNI yang hilang itu disandera kelompok militan Filipina, Abu Sayyaf. "Tidak, mereka tidak ada kaitan dengan Abu Sayyaf. Karena jalur yang dilalui berbeda. Bukan lewat perairan Sulu yang menjadi basis Abu Sayyaf."

Dia mengatakan, faktor yang paling memungkinkan sebagai penyebab hilangnya kapal FB Nurhana bersama tiga ABK dan empat prajurit TNI AL adalah cuaca ekstrem. "Cuaca di bulan Desember hingga Januari memang cukup ekstrem, dengan ombak yang tinggi. Sehingga menyebabkan kesulitan pencarian."

Hilangnya empat prajurit TNI AL itu berawal ketika pasukan TNI AL sedang patroli di perairan Sulawesi Utara. Pada Selasa 13 Desember 2016, melalui radar terdeteksi ada kapal asing. Setelah didekati dan digeledah ternyata kapal FB Nurhana berbendera Filipina dengan 24 anak buah kapal atau ABK.

Sebanyak 21 ABK FB Nurhana kemudian dipindahkan ke KRI Layang untuk dibawa ke Pelabuhan Bitung, Sulawesi Utara. Sementara FB Nurhana bersama tiga ABK-nya dikawal empat prajurit TNI AL menuju ke Lanal terdekat, yakni Lanal Melonguane, Kabupaten Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara.

Dalam perjalanan menuju Melonguane itulah, FB Nurhana kemudian hilang kontak pada Rabu, 14 Desember 2016, sekitar pukul 06.00 Wita.

Empat anggota TNI AL yang hilang tersebut adalah Kepala Tim Pengawalan Letda Laut (P) Faisal Dwi, Kelasi Kepala Amo Dia Mahendra, Serda Mes Rizky Dwi Zeptianto, dan Kelasi Dua Isy Badnur Rohim. Mereka adalah kru KRI Layang-635.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya