Liputan6.com, Bengkulu - Para seniman Kota Bengkulu kembali bergeliat setelah sukses menggelar pameran lukisan bertajuk Mbasing oleh Komunitas SaYak pada Februari lalu. Saat ini selama 6 hari sejak Senin, 13 hingga Sabtu 18 Maret 2017 para seniman lintas generasi yang tergabung dalam Forum Perupa Bengkulu kembali melakukan gelar karya.
Sebanyak 55 Lukisan, tujuh patung, dan satu karya seni instalasi dari 18 seniman Bengkulu dipajang di Ruang Pameran Taman Budaya Bengkulu. Pameran ini merupakan rangkaian dari gelaran Bengkulu Art Festival yang juga menampilkan seni pertunjukan dari beberapa wilayah seperti NTT hingga perwakilan seniman melayu Malaysia.
Advertisement
Baca Juga
Koordinator pelaksana pameran lukisan Bengkulu Art Festival, Evand Kammi mengatakan, semua karya yang ditampilkan mewakili beberapa generasi, mulai dari usia Sekolah Dasar hingga pelukis yang sudah berusia lebih dari 50 tahun. Ini menunjukkan bahwa seni rupa Bengkulu berbaur tanpa sekat usia maupun golongan.
"Salah satu karya pelukis muda yang unjuk karya disini adalah Syahidah Ridha yang tercatat sebagai Murid Kelas VI B di SD Negeri 1," ungkap Evand di Taman Budaya Bengkulu Senin 13 Maret 2017.
Syafrin, salah seorang pelukis yang juga menampilkan karya instalasi mengaku tertantang untuk menampilkan karya terbaiknya. Sebab selain kalangan penikmat seni di Bengkulu, pameran ini juga dilihat banyak kalangan dari luar, bahkan manca negara.
Salah satu lukisan terbaik karya Syafrin adalah lukisan wajah Proklamator RI Bung Karno yang hanya setengah wajah dengan catatan khusus berbunyi "Saya Tidak Memikirkan Benda-Benda Duniamu Seperti Uang".
Selain beberapa lukisan, seniman yang sudah beberapa kali ikut pameran tingkat nasional ini juga menampilkan karya instalasi berjudul Terbelenggu dalam Police Line. "Semua berbaur, tidak ada sekat disini," ungkap Syafrin.
Salah seorang pengunjung pameran, Ariestiesa Widyoza, siswi kelas IX SMP Negeri 8 Kota Bengkulu mengatakan, semua karya seni yang ditampilkan sangat menarik, apalagi ada beberapa karya yang ditampilkan adalah hasil goresan kuas anak anak yang hasilnya tidak kalah menarik dengan hasil lukisan orang dewasa.
"Ada kebanggaan, generasi kami bisa hadir di sini dan mampu menunjukkan kualitas yang tidak kalah dengan pelukis seumuran kakek saya," ujar Ariestiesa mengomentari pameran lukisan yang ia lihat.