Liputan6.com, Palembang Gunung Sibayak yang berada di Desa Semangat Gunung, Kecamatan Merdeka, Kabupaten Karo, Sumatera Utara (Sumut) menjadi salah satu destinasi wisata bagi para turis lokal maupun mancanegara. Gunung api yang menyuguhkan pemandangan indah ini ternyata juga menyimpan beragam misteri dan cerita mistis.
Tak sedikit para pelancong yang menantang adrenalin di atas gunung ini sering diganggu oleh penunggu gunung. Salah satu penghuni gaib yang dipercaya menjadi penghuni gunung ini adalah orang bunian. Bahkan, kabarnya ada salah satu pendaki yang tersesat dan memasuki perkampungan orang bunian di sekitar Gunung Sibayak.
Cerita mistis beberapa tahun lalu itu diceritakan oleh Era (24), warga sekitar yang membuka warung tepat di kaki Gunung Sibayak. Saat itu salah satu wisatawan asal Jepang nekat melakukan pendakian seorang diri tanpa bantuan pemandu.
Advertisement
Baca Juga
Diduga karena melewati batas jalur pendakian, wisatawan tersebut akhirnya tersesat ke kawasan Gunung Sibayak yang jarang dilalui pendaki maupun warga. Karena tidak kunjung turun, warga setempat akhirnya meminta bantuan kepada tim Badan SAR Nasional (Basarnas) Sumut untuk mencari keberadaan turis Jepang tersebut.
Selama beberapa hari pencarian, turis Jepang tersebut ditemukan di hutan belakang Gunung Sibayak. Kondisinya sangat lemas dan mengalami dehidrasi parah. Tim Basarnas pun langsung mengevakuasinya dan memberikan pertolongan pertama.
Saat diinterogasi, turis Jepang tersebut mengatakan bahwa dirinya mencoba melewati jalur yang belum banyak dilalui orang. Sampai akhirnya dia masuk ke perkampungan warga, namun tidak ada satupun yang menggubrisnya.
"Turis itu bilang kalau seluruh warga di kampung itu kakinya terbalik dan bertubuh kerdil. Dia tidak tahu itu adalah perkampungan makhluk halus," ujarnya kepada Liputan6.com beberapa waktu lalu.
Di dalam perkampungan tersebut, pendaki asal Negeri Sakura itu masuk ke dalam pasar tradisional dengan beragam aktifitas jual beli. Banyak makanan yang dijajakan di sana, mulai dari kue, daging, minuman, dan lainnya.
Karena merasa kelaparan, dia berusaha mengambil makanan dan minuman yang dijajakan pedagang. Anehnya, tidak ada satupun makanan yang bisa diraihnya. Para pedagang makanan tersebut juga seakan tidak melihat keberadaannya.
Menjelang malam hari, dia melihat ada pesta rakyat di perkampungan tersebut. Banyak warga yang menikmati hiburan malam hingga membakar api unggun.
Meskipun terkesan aneh, turis itu tetap tidak menyadarinya. Dia terus berjalan sampai ke aliran sungai di dalam hutan. Di sanalah dirinya ditemukan tim Basarnas dalam keadaan pingsan karena kelaparan dan dehidrasi.
"Untung saja turis itu tidak memakan makanan orang bunian. Kata orang terdahulu, jika kita makan, kemungkinan besar kita tidak akan kembali lagi," ungkap Era soal cerita mistis yang dialami turis Jepang tersebut.
Pendaki Kerap Diganggu
Tidak hanya sosok orang bunian yang mengerikan. Dari cerita para pendaki Gunung Sibayak, banyak juga yang melihat penampakan wanita bergaun putih. Bahkan, kerapkali para pendaki gunung, khususnya pendaki wanita sering kesurupan dan bertingkah aneh.
"Biasanya yang sering kesurupan itu pasangan kekasih. Banyak yang sering melihat penampakan itu setelah melewati lorong dan menuju tikungan," ungkapnya.
Salah satu pendaki yang pernah kesurupan sempat dievakuasi di warung Era. Sebelum mendaki, ada tiga orang pasangan kekasih yang mendaki Gunung Sibayak. Saat melewati lorong, salah satu pasangan kekasih terlibat pertengkaran mulut.
Sesampainya di pelataran kawah belerang, kekasihnya hanya diam saja tanpa sepatah katapun. Saat ingin turun di sore harinya, sang wanita duduk sendirian sembari menangis sedih. Waktu diajak pulang, wanita tersebut malah mengajak ke arah hutan di belakang gunung.
"Wajahnya pucat sambil berkata 'aku mau pulang lewat sana, di sana rumah saya'. Padahal arah pulang berlawanan dengan jalan yang wanita itu tunjuk," ujar Era.
Teman-teman pendaki tersebut merasa ada keganjilan dari sikap wanita itu. Tiba-tiba, wanita itu langsung pingsan dan akhirnya dibopong oleh teman-temannya ke bawah kaki gunung.
Tak cuma itu, kisah mistis juga pernah dialami para pendaki saat mencari pendaki hilang di gunung ini. Saat berada di dekat kawah belerang Gunung Sibayak, tiba-tiba kawasan tersebut tertutup kabut tebal. Saat kabut menghilang, satu orang temannya menghilang. Saat dicari ke sana kemari, keberadaannya tetap tidak diketahui.
"Mereka lalu turun meminta pertolongan warga, orangtua korban juga diajak untuk mencari bersama-sama, namun tidak ditemukan," kata Era.
Keesokan harinya, para warga dibantu orang pintar langsung melakukan ritual melepas ayam ke kawah belerang Gunung Sibayak. Tak berapa lama, pendaki yang hilang tersebut langsung muncul di tempat ia terakhir kali berdiri.
"Dari pengakuan korban, dia tidak pergi kemana-mana. Hanya saja, saat dia memanggil teman-temannya, tidak ada yang mendengar. Bahkan dia juga memanggil orangtuanya, tapi dia seperti tidak terlihat," katanya.
Selain certia mistis, Gunung Sibayak juga memiliki cerita soal harta karun. Konon di gunung ini banyak harta karun dari peninggalan kerajaan di masa silam. Cerita ini pertama kali menyebar ketika salah satu warga menemukan bongkahan emas saat tengah membantu proses evakuasi kecelakaan helikopter di kawasan pegunungan.
Karena takut diambil orang, akhirnya warga tersebut menyembunyikannya di bawah batu. Namun, satu bulan kemudian warga tersebut kembali ke lokasi penemuan tersebut, bongkahan emas yang disembunyikannya sudah hilang. Padahal, kawasan tersebut sangat jarang dilalui warga maupun pendaki.
Cerita harta karun in ipun kemudian tersebar. Sampai akhirnya datang turis dari Jepang dengan membawa alat pendeteksi emas untuk mencari bongkahan harta karun di gunung tersebut.
"Sampai selesai pencarian, mereka tidak menemukan satu batang emaspun. Kita juga tidak pernah mendengar ada pendaki atau warga yang menemukan emas di atas sana," ujar Era.
Menurut cerita para sesepuh, dulunya Desa Semangat Gunung ini dihuni oleh raja yang kaya raya. Namun, napak tilasnya tidak ditemukan sama sekali dan hanya menjadi cerita dongeng di kalangan masyarakat setempat.
Advertisement