Ada Tugu 'Dara Kece' di Jalur Pantura Brebes, Apa Fungsinya?

Seiring dengan penutupan Operasi Simpatik Candi 2017, Polres Brebes meresmikan Tugu Dara Kece.

oleh Fajar Eko Nugroho diperbarui 23 Mar 2017, 06:31 WIB
Diterbitkan 23 Mar 2017, 06:31 WIB
Operasi Simpatik Candi
Berbagai cara ditempuh jajaran Polres Brebes menutup Operasi Simpatik Candi 2017 yang berlangsung sejak 1 Maret lalu. (Liputan6.com/Fajar Eko Nugroho)

Liputan6.com, Brebes - Berbagai cara ditempuh jajaran Polres Brebes menutup Operasi Simpatik Candi 2017 yang berlangsung sejak 1 Maret lalu. Pertama, Kapolres Brebes AKBP Luthfie Sulistiawan meresmikan tugu kecelakaan lalu lintas (laka lantas) yang berada di jalur pantura Brebes, tepatnya di Desa Klampok, Kecamatan Wanasari.

Tugu kecelakaan itu diberikan nama yang cukup menarik, yakni "Dara Kece" (Daerah Rawan Kecelakaan). Peresmian tugu tersebut adalah satu di antara upaya Polres Brebes mengingatkan masyarakat terhadap potensi kecelakaan lalu lintas yang cukup besar di jalur pantura.

"Makanya di tugu tersebut, kami memasang sepeda motor usai kecelakaan sebagai pengingat para pengguna jalan untuk berhati-hati," ucap Luthfi saat peresmian Tugu "Dara Kece".

Kapolres mengatakan beberapa titik di jalur pantura Brebes, sepanjang kurang lebih 30 kilometer dari perbatasan Brebes-Tegal dari Kaligangsa sampai Cisanggarung-Cirebon, merupakan area black spot atau rawan kecelakaan lalu lintas.

Karena itu, pihaknya berharap para pengguna jalan bisa saling menghormati dan tertib berlalu lintas. Sebab, ketika para pengemudi kendaraan bermotor itu dapat tertib berlalu lintas, angka kecelakaan akan dapat dikurangi.

"Kami ingin agar para pengendara, dan juga masyarakat Brebes, jadi lebih berhati-hati usai melihat keberadaan tugu ini," dia menambahkan.

Berbagai cara ditempuh jajaran Polres Brebes menutup Operasi Simpatik Candi 2017 yang berlangsung sejak 1 Maret lalu. (Liputan6.com/Fajar Eko Nugroho)

Luthfi mengharapkan pula, para pengemudi kendaraan bermotor tetap konsisten untuk menjaga ketertiban berlalu lintas meskipun Operasi Simpatik Candi 2017 telah selesai.

"Semoga semua bisa dijaga supaya kejadian kecelakaan lalu lintas terus menurun setiap tahunya," sebut dia.

Menurut Lutfhi, selama Operasi Simpatik Candi, petugas memberikan peringatan dan nasihat kepada pengendara kendaraan bermotor di jalan supaya tertib berlalu lintas serta menggunakan alat-alat keselamatan saat berkendara.

Penerapan Beberapa Metode

Selama pelaksanaan Operasi Simpatik, kata dia, Polres Brebes menggunakan beberapa metode supaya menarik perhatian masyarakat, sehingga hasilnya lebih optimal. Selain itu juga lebih mengutamakan langkah preemptive (imbauan) dan preventif.

"Selama Operasi Simpatik Candi ini hanya ada 600 upaya penindakan tilang kepada pengguna jalan. Sisanya lebih mengutamakan peringatan tertinggi hingga mencapai 3.000, serta nasihat di lapangan," ia mengungkapkan.

Kendati demikian, dia mengakui jika di beberapa wilayah Brebes ada kejadian kecelakaan lalu lintas yang didominasi kecelakaan tunggal akibat kondisi jalan berlubang.

Sementara itu, Kasat Lantas Polres Brebes AKP Arfan Zulkan Sipayung, mengatakan Tugu "Dara Kece" laka lantas sengaja dibangun agar menjadi peringatan bagi pengendara yang kebetulan melintas di jalur tersebut.

Tugu kecelakaan lalu lintas yang dibangun adalah berupa tugu beton setinggi kurang lebih tiga meter. Di atas tugu tersebut terdapat satu sepeda motor, korban kecelakaan lalu lintas yang kondisinya cukup mengenaskan.

"Di titik Tugu 'Dara Kece' ini setiap bulan terjadi lima sampai 10 kecelakaan lalu lintas. Juga di jalur tengah selatan di Tonjong," ujar dia.

Bahkan, menurut Arfan, sepanjang Januari hingga Maret 2017 di titik Tugu "Dara Kece" terjadi 16 kecelakaan lalu lintas yang menimbulkan sembilan korban jika dan belasan korban luka-luka.

"Jadi kami imbau masyarakat ataupun pengguna jalan selalu waspada saat melintas di jalur ini. Selalu perhatikan jalan dan pandangan ke depan selama berkendara," Kasat Lantas Polres Brebes berpesan.

Kaki Palsu untuk Korban Kecelakaan

Selain meresmikan Tugu "Dara Kece", jajaran Unit Laka Sat Lantas Polres Brebes memiliki salah satu program inovasi. Yaitu, membentuk Komunitas Sahabat Korban Kecelakaan Sekolah Lantas.

Melalui komunitas inilah terwujud silaturahmi anggota kepolisian dengan korban atau keluarga korban kecelakaan lalu lintas. Dengan demikian, masyarakat merasakan kehadiran polisi.

Adapun salah satu korban kecelakaan lalu lintas adalah Tokhidul Mikbar (34). Ia adalah warga Desa Rengas Bandung, RT 02 RW 01, Kecamatan Jatibarang, Kabupaten Brebes.

Akibat dari kecelakaan itu, Tokhidul harus kehilangan salah satu kaki sebelah kanannya karena harus diamputasi. Dalam kesehariannya, ia bekerja sebagai perajin anyaman bambu hitam di Desa Kertabesuki, Kecamatan Wanasari, Kabupaten Brebes.

Meskipun dengan kondisi yang ada, ia tetap semangat bekerja untuk mencari nafkah demi keluarganya. Sesuatu hal yang patut diteladani.

Melihat semangatnya, AKBP Luthfie Sulistiawan bersama dengan jajaran dari Satlantas memberikan bantuan berupa kaki palsu untuk mempermudah Tokhidul dalam melakukan aktivitasnya sehari-hari dan dapat bermanfaat untuk masyarakat umum lainnya.

Kaki palsu diberikan secara langsung oleh Kapolres Brebes di tempat kerja Tokhidul di Desa Kertabesuki, Kecamatan Wansari, Brebes.

Korban Kecelakaan yang Tetap Semangat

Meskipun mengalami cacat karena kecelakaan, ia tidak patah semangat dalam menggapai asa untuk tetap berkarya. Terbukti, ia saat ini menggeluti bisnis anyaman bambu.

Kapolres Brebes AKPB Luthfie Sulistiawan mengatakan, pihaknya memberikan apresiasi karena setelah kecelakaan pun tidak mengurangi semangat hidupnya.

"Ini bisa menjadi inspirasi bagi warga sekitar," ujar Luthfie.

Tokhidul juga akan didaulat sebagai pelopor keselamatan berlalu lintas untuk memberikan imbauan kepada pengendara agar selalu mengutamakan keselamatan. "Nanti yang bersangkutan akan kami jadikan pelopor keselamatan, sehingga bisa memberikan efek dalam pencegahan laka lantas," kata dia.

Sementara itu, Tokhidul mengaku senang dan berterima kasih kepada Polres Brebes atas pemberian kaki palsu tersebut. "Bisa membantu aktivitas saya," tutur Tokhidul yang juga anggota Gerakan Difabel Brebes Hebat (G-Debat).

Akibat kecelakaan lalu lintas yang menimpa dirinya, Tokhidul kehilangan kaki kananya. Dengan pemberian kaki palsu, ia diharapkan bisa lebih bersemangat dalam berkarya.

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya