2 Kebakaran Besar Dekat Objek Vital Semarang dalam Semalam

Dua kebakaran di dekat objek vital itu memancing spekulasi ada yang sengaja ingin mengacaukan Semarang.

oleh Edhie Prayitno Ige diperbarui 29 Mar 2017, 08:30 WIB
Diterbitkan 29 Mar 2017, 08:30 WIB
kebakaran
"Jangan sampai merembet ke obyek vital lain seperti PT Indonesia Power. Nanti bisa terjadi pemadaman listrik ," kata Ita. (foto: Liputan6.com / Edhie Prayitno Ige)

Liputan6.com, Semarang - Wakil Wali Kota Semarang, Hevearita G Rahayu mengaku tak menyangka jika selepas salat magrib Selasa, 28 Maret 2017, ia harus menghabiskan sisa hari di luar rumah. Ita, sapaan akrabnya, harus memimpin pemadaman api akibat kebakaran di dua lokasi dekat objek vital di Kota Semarang.

Kejadian pertama adalah kebakaran tiga bangunan milik PT Glory Industrial Semarang II di Jalan Coaster No 8 Blok A11-12A, kawasan Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang. Kebakaran sudah terjadi sejak pukul 17.30 WIB. Tiiga gudang garmen di unit pengolahan ekspor itu ludes.

"Yang di pelabuhan itu sangat bahaya. Dekat dengan gudang BBM milik PT Indonesia Power. Jika gudang BBM itu terbakar, dikhawatirkan terjadi pemadaman listrik berkepanjangan. PT Indonesia Power memasok listrik PLN untuk Jawa-Bali," kata Ita kepada Liputan6.com, Rabu (29/3/2017).

Menurut Ita, berdasarkan informasi yang didapat di lapangan, kemungkinan besar kebakaran di PT Glory Industrial Semarang ini disebabkan hubungan pendek arus listrik. Meski demikian, Ita meminta semua pihak menunggu hasil olah TKP unit Inafis Polrestabes Semarang.

"Ada yang bilang itu korslet, tapi jangan berspekulasi. Kita percayakan dan kita tunggu penyelidikan kepada teman-teman Polrestabes Semarang," kata Ita.

Hampir empat jam Ita memimpin pemadaman kebakaran itu. Bukan hanya puluhan unit mobil pemadam kebakaran milik Pemerihtah Kota Semarang, Ita juga berjaga-jaga dengan menghubungi beberapa koleganya yang memiliki mobil pemadam kebakaran.

Setelah berjuang enam jam lebih, api di kawasan pelabuhan ini bisa dipadamkan. Petugas tetap berjaga-jaga dan mendinginkan lokasi kebakaran. Setelah memastikan aman dan semua bisa berjalan, Ita berniat pulang ke rumahnya.

"Baru mau pulang, tiba-tiba ada laporan masuk. Katanya ada kebakaran besar dekat Balai Kota. Saya langsung meluncur," kata dia.

 

Kebakaran dekat Lawang Sewu

Kebakaran kedua ini menimpa sebuah gudang kertas fotokopi yang berada di Jalan Simpang, hanya beberapa puluh meter dari DP Mal, Balai Kota, dan gedung Lawang Sewu. Mengetahui lokasi kebakaran, Ita segera menuju lokasi.

Tiba di lokasi, api sudah sangat besar. Beruntung di Balai Kota Semarang selalu berjaga unit mobil pemadam kebakaran. Namun karena Dinas Pemadam Kebakaran masih terkonsentrasi di lokasi kebakaran pertama, hanya beberapa unit mobil pemadam kebakaran yang berada di lokasi.

"Tiba di sini, pikiran saya sudah enggak karu-karuan. Bukan hanya karena membayangkan dekatnya lokasi kebakaran dengan beberapa objek vital, namun melihat kondisi gudang yang tertutup, saya khawatir ada karyawan yang tertidur di dalam," kata Ita.

Ita kemudian memerintahkan agar pintu gudang itu dibongkar paksa. Karena tidak memungkinkan dibuka secara manual, Ita meminta Dinas Pekerjaan Umum untuk mengirimkan alat berat. Dengan buldoser, pintu itu bisa dibuka paksa.

"Alhamdulillah ternyata tak ada karyawan satu pun yang tidur di gudang," kata Ita.

Dua kebakaran di dekat objek vital ini memang sempat memancing spekulasi ada yang sengaja ingin mengacaukan Semarang. Perbincangan masyarakat yang menonton di tiap lokasi kebakaran menggambarkan adanya spekulasi itu.

"Jelas to. Mosok dari Pelabuhan yang dekat PLN belum selesai, kok sudah ada lagi dekat Balai Kota dan Lawang Sewu," kata Sri Hentoro, warga yang menyaksikan kebakaran di samping Lawang Sewu itu.

Atas hal itu, Ita meminta agar mempercayakan penyelidikan kepada polisi yang berwenang. Ita tidak ingin dua peristiwa itu membuat warga Semarang merasa resah.

"Enggak ada itu faktor kesengajaan. Lebih baik warga berhati-hati. Jika akan meninggalkan rumah atau kantor, jangan lupa matikan listrik. Minimal cabut peralatan yang masih terhubung dengan jaringan listrik," kata Ita.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya