Memburu Jejak Pelaku Mutilasi di Meja Biliar

Sudah beberapa hari sejak kejadian, pelaku pembunuhan disertai mutilasi masih belum diketahui keberadaannya.

oleh M Syukur diperbarui 29 Mar 2017, 20:30 WIB
Diterbitkan 29 Mar 2017, 20:30 WIB
Ilustrasi Pembunuhan
Ilustrasi Pembunuhan (Liputan6.com/Johan Fatzry)

Liputan6.com, Riau - HRT, pelaku pembunuhan disertai mutilasi terhadap korban Bayu Santoso, belum tertangkap. Beberapa hari sejak kejadian yang menggemparkan Pulau Rupat, Kabupaten Bengkalis, Riau itu pelaku masih belum diketahui keberadaannya.

Perburuan terhadap HRT masih dilakukan. Untuk menangkap buronan berumur 31 tahun itu, Polda Riau mengerahkan tim pemburu dari Subdit Jatanras Reserse Kriminal Umum. Subdit Jatanras diterjunkan untuk membantu Satuan Reserse Kriminal Polres dan Polsek setempat melacak jejak pelaku.

"Masih dilakukan pencarian, Subdit III (Jatanras) Polda Riau membantu kepolisian setempat mencari pelaku," ucap Kabid Humas Polda Riau Kombes Pol Guntur Aryo Tejo, Rabu (29/3/2017) pagi.

Menurut Guntur, kejadian pembunuhan keji yang menggemparkan Pulau Rupat ini terungkap berkat laporan Andrean alias Gondrong. Dia merupakan saksi kunci atas kejadian ini. Sebelum melapor ke polisi, Gondrong sempat bersembunyi dua hari di hutan.

Dia takut menjadi korban selanjutnya dari kesadisan pelaku karena menyaksikan peristiwa di Jalan Riau, Pulau Rupat itu. Guntur menerangkan, Gondrong juga diduga diselimuti rasa bersalah karena menghubungi korban datang ke rumah toko (ruko) milik pelaku. Di sanalah nyawa Bayu dihabisi lalu dipotong-potong pelaku.

"Pelaku sebelum kejadian memintanya menghubungi korban supaya datang ke lokasi," terang Guntur.

Pembunuhan disertai mutilasi ini terjadi Jumat 24 Maret tengah malam. Korban datang dipanggil saksi Gondrong atas perintah pelaku. Ketika korban duduk di samping meja biliar, pelaku mengunci pintu dan pergi ke dapur lalu keluar membawa dua bilah pisau.

Korban yang membelakangi langsung ditikam pelaku. Gondrong langsung melarikan diri karena takut menjadi sasaran berikutnya. Dia sembunyi dua hari di hutan dan keluar setelah merasa aman. Gondrong kemudian melapor ke polisi soal kejadian keji di depan mata kepalanya sendiri itu.

Polisi yang mendapat laporan itu langsung ke ruko dan awalnya tak menemukan adanya tanda-tanda pembunuhan. Kecurigaan muncul ketika bau tak sedap datang dari arah dapur.

Bau tak sedap itu ternyata berasal dari dalam tong biru yang terdapat koper hitam. Di dalam koper hitam itu potongan tubuh korban disimpan pelaku.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya