Liputan6.com, Medan - Kondisi Kinara perlahan mulai membaik usai ditemukan kritis dalam peristiwa pembunuhan satu keluarga di Pasar 1, Gang Tengah, Mabar, Kota Medan, Sumatera Utara, . Bocah empat tahun ini sedang dirawat di RSUP H. Adam Malik.
Saat pertama kali ditemukan warga, Kinara sempat dilarikan ke Rumah Sakit Mitra Medika, Jalan KL Yos Sudarso, Tanjung Mulia. Selanjutnya dibawa ke RS Bhayangkara Polda Sumut, Jalan KH. Wahid Hasyim untuk dirawat dan dijaga pihak kepolisian.
Dalam proses perawatan, tim dokter memutuskan Kinara harus dioperasi pada bagian kepalanya, operasi dilakukan di RSUP H. Adam Malik, Rabu, 12 April 2017, kemarin. Pasca-operasi, kondisi Kinara semakin membaik.
Advertisement
"Operasinya berjalan baik, tingkat kesadaran juga semakin membaik. Saat ini Kinara sudah bisa makan seperti biasa," kata KEpala Humas RSUP H. Adam Malik Masahadat Ginting.
Baca Juga
Direktur Minauli Consulting selaku Psikolog, Irna Minauli mengatakan, penanganan psikologis terhadap Kinara harus dilakukan hati-hati. Menurutnya, bocah empat tahun itu mengalami trauma mendalam karena peristiwa yang dialami keluarganya.
"Anak-anak seperti ini kemungkinan akan mengalami Post Traumatic Stress Disorder atau PTSD yang ditandai dengan mimpi buruk dan juga akan muncul flash back yang terjadi di pikirannya, sehingga muncul ketakutan di kemudian hari," ucapnya.
Irna menyarankan, penanganan terhadap Kinara juga harus dilakukan pendampingan dengan orang-orang terdekat. Kinara harus lebih banyak diajak bermain untuk menumbuhkan rasa percaya dirinya kembali.
"Tidak tertutup kemungkinan terjadi kemunduran pada anak itu," ujarnya.
Prihatin dengan kondisi Kinara, ratusan massa yang tergabung dari beberapa eleman masyarakat melaksanakan acara doa bersama untuk Kinara. Acara doa bersama digelar di pelataran Taman Makam Pahlawan, Jalan Sisingamangaraja, pada Jumat, 14 April 2017.
Dalam acara doa bersama, massa membawa spanduk bertulis “Doa dan Dukungan Solidaritas Untuk Kinara. Kinara Hero. Stop Kekerasa terhadap Anak, lalu memutus rantai kejahatan terhadap anak”.
Sejumlah elemen yang hadir dalam doa bersama berasal dari Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Sumut, Kota Medan dan LPA Deli Serdang, Galang, Pagar Merbo, Perbaungan, Persatuan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Institute Teknologi Medan (ITM) dan mahasiswa UIN.
Ketua LPA Sumut Muniruddin Ritonga menyerukan diadakannya kurikulum perlindungan anak di setiap perguruan tinggi yang memiliki jurusan pendidikan di Indonesia, khususnya di Sumut.
"Agar semakin kecil kemungkinan potensi terjadinya kekerasan terhadap anak-anak," ucap Muniruddin.
Mantan Ketua PMII Kota Medan, Ali mengutuk keras tindakan pembunuhan terhadap satu keluarga tersebut. Ali menilai, pembunuhan satu keluarga bisa berdampak kepada mental Kinara untuk depannya.
"Membunuh satu anak sama dengan membunuh generasi bangsa. Hukum seberat-beratnya para pelaku pembunuhan terhadap keluarga Kinara," tegasnya.