Liputan6.com, Gorontalo - Danau Limboto yang berada di Kecamatan Limboto, Gorontalo, makin terdesak tanaman jagung dan eceng gondok. Kedalaman danau yang pernah terukur mencapai 30 meter kini bahkan tidak mencapai 3 meter.
Kondisi itu disebabkan tingginya sedimentasi akibat erosi yang terjadi di beberapa wilayah hulu. Material itu kemudian terbawa lewat sungai-sungai dan bermuara serta mengendap di Danau Limboto.
Hal itu menyebabkan eceng gondok semakin subur. Tanaman pengganggu itu kini bahkan hampir menutupi permukaan Danau Limboto.
Advertisement
Pantauan Liputan6.com, kondisi lahan sejumlah wilayah pegunungan gundul. Salah satu daerah aliran sungai (DAS) yang berada di Dusun Marisa, Desa Daenaa, Kecamatan Limboto Barat, rusak.
Baca Juga
Pohon-pohon tanaman keras yang seharusnya melindungi kawasan itu sudah jarang ditemui. Posisinya digantikan jagung-jagung petani setempat.
Kepala Balai Pengelolaan DAS, Hutan Lindung (BPDAS), Provinsi Gorontalo, M Tahir, mengatakan, dari total luas DAS di Kabupaten Gorontalo, yakni 90,029 hektare (ha), sekitar 43 persen atau 40 ha sudah masuk dalam kategori lahan kritis.
"Jika ini dibiarkan, suatu saat Danau Limboto akan tinggal menjadi kenangan karena akan semakin banyak sedimentasi yang menumpuk di sana," kata Tahir saat dikonfirmasi, pekan lalu.
Hingga kini, pihaknya mengaku hanya mengimbau para petani yang menanam di kemiringan di atas 30 derajat, mengubah sistem penanaman dengan menerapkan metode berbasis konservasi tanah dan air.
"Yakni, dengan membuat teras pada setiap lahan yang akan ditanami jagung maupun sayuran dan menyisakan sebagian wilayah untuk ditanami pohon," ujar Tahir.