Liputan6.com, Bengkulu Pelaksanaan Ujian Nasional (UN) tingkat SMP hari pertama yang dilaksanakan bertepatan dengan Hari Pendidikan Nasional pada Selasa, 2 Mei 2017 hari ini tak berjalan mulus. Di Seluma, Bengkulu, tak semua siswa bisa ikut ujian dengan nyaman.
Sedikitnya tujuh orang siswa SMP Negeri 30 Kabupaten Seluma, Bengkulu, terpaksa menginap di salah satu rumah kosong. Penyebabnya, sekolah mereka yang berada di Desa Padang Capo itu tidak melaksanakan UN. Akibatnya peserta harus menginduk di SMP Negeri 6, Kecamatan Sukaraja, yang berjarak lebih dari 20 kilometer.
Karena akses jalan menuju desa rusak parah dan hanya bisa dilalui kendaraan roda dua, para siswa terpaksa mencari rumah kosong untuk menginap selama mengikuti UN.
Advertisement
Baca Juga
Ikhsan Haicing, salah seorang wali murid, mengatakan langkah ini terpaksa mereka lakukan supaya anak-anak tetap ikut UN. Bahkan, perbekalan hidup, peralatan memasak, dan alas tidur terpaksa dibawa dari desa mereka.
Sebab menurut Ikhsan, untuk bolak-balik dari Padang Capo ke Sukaraja memerlukan waktu tempuh lebih dari 2 jam. Itu pun jika hari tidak hujan. Â
"Di saat pemerintah mencanangkan Ujian Nasional Bebasis Komputer, kami masih bergelut dengan akses jalan berlumpur dan ketidakadilan pendidikan," kata Ikhsan di Seluma, Selasa (2/5/2017).
Dia mengatakan pihaknya berharap ada kebijakan khusus bagi para siswa peserta UN yang berada di pelosok. Selain kekurangan dalam sarana dan prasarana, siswa juga diwajibkan mengikuti regulasi yang selalu berpatokan pada aturan siswa perkotaan. Apalagi kemampuan menyerap pelajaran siswa di pedesaan tidak sama dengan siswa perkotaan.
"Anak anak kami harus berjuang keras untuk lulus, sementara daya tangkap pelajaran dan sistem pembelajarannya tidak sama dengan mereka. Harus ada kebijakan khusus," katanya.Â
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Seluma, Muksir Ibrahim, mengatakan urusan teknis pelaksanaan UN merupakan kewenangan kepala sekolah. Begitu juga saat ditanya jumlah total siswa se-Kabupaten Seluma, Bengkulu, yang terpaksa mengikuti UN menginduk di sekolah lain.
"Urusan data Kabid yang bisa menjawab. Untuk mekanisme ujian merupakan kewenangan para kepala sekolah. Maaf saya sedang ada rapat," kata Muksir Ibrahim.
Â