Elpiji 3 Kg Langka, Produsen Kue Kering di Gorontalo Resah

Kelangkaan gas Elpiji 3 kg sudah berlangsung sepekan di Gorontalo.

oleh Aldiansyah Mochammad Fachrurrozy diperbarui 23 Mei 2017, 11:31 WIB
Diterbitkan 23 Mei 2017, 11:31 WIB
Elpiji 3 Kg Langka, Produsen Kue Kering di Gorontalo Deg-degan
Ilustrasi tabung elpiji 3 kg.

Liputan6.com, Gorontalo - Jelang Ramadan, sejumlah warga di Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo, mengaku resah dengan kelangkaan bahan bakar gas Elpiji ukuran 3 kilogram (kg). Majid Suleman (48), warga Desa Milango, Kecamatan Tomilito, mengatakan gas elpiji sudah langka selama sepekan terakhir. 

Harga di tingkat pengecer bahkan naik hingga Rp 30 ribu per tabung. "Stok di tingkat pangkalan tersedia sesuai jadwal dengan harga Rp 19.000 - Rp 20.000/tabung. Namun pasokannya sangat terbatas, sebab sekali datang akan langsung diserbu konsumen," ujar Majid di Gorontalo, Minggu, 21 Mei 2017.

Majid mengatakan warga berharap pemerintah daerah segera berkoordinasi dengan pemerintah provinsi maupun pihak PT Pertamina agar kelangkaan gas bisa diatasi. Ia ingin pelaksanaan ibadah puasa Ramadan tak terganggu.

Roslina (54), penjual kue kering di Kecamatan Gentuma, mengatakan dirinya terpaksa harus membeli tabung dalam jumlah banyak agar bisa mengatasi kekosongan gas elpiji 3 kg.

"Saya mengantisipasi kelangkaan gas elpiji dengan membeli tabung lebih dari tiga buah agar aktivitas pembuatan kue tidak terhenti. Terutama mengingat harus mengejar target pesanan sebelum Idul Fitri," ujarnya.

Sementara itu, Rino (44), warga Kecamatan Kwandang, mengaku dalam dua hari ini ia kebingungan mendapatkan stok gas elpiji. Terutama mengingat pangkalan-pangkalan di wilayah ini mengalami kekosongan.

"Saya berkeliling dari desa ke desa untuk mendapatkan gas elpiji. Namun rata-rata pangkalan yang ada mengalami kekosongan stok," ujarnya.

Harga di tingkat pengecer pun, kata Rino, sangat tinggi, yakni mencapai Rp 30 ribu per tabung. Ia berharap pemerintah segera bergerak membantu masyarakat mengatasi persoalan ini. Apalagi tidak ada bahan bakar alternatif yang lebih murah tersedia di wilayah ini.

Pemerintah daerah diharapkan memperhatikan suplai gas elpiji di wilayah ini, khususnya di daerah-daerah perbatasan, yang diduga diselundupkan ke daerah tetangga. Sebab, ada selisih harga yang cukup tinggi, sehingga pasokan lebih banyak ke daerah tetangga yang harganya dinilai lebih menguntungkan.

"Masyarakat berharap hal itu tidak terjadi agar tidak menjadi penyebab kelangkaan gas elpiji 3 kg di daerah ini," ujar Rino.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya