Liputan6.com, Vanimo - Sepuluh orang pelajar Primary School mengenakan pakaian adat Kampung Wutung Papua Nugini (PNG) yang dikombinasikan dengan kain batik berwarna cokelat. Mereka berdiri berjajar berselang-seling antara lelaki dan perempuan sambil menarikan tari Baio.
Tarian Baio dari Kampung Wutung bermakna penyambutan untuk para tamu. Tarian itu dibawakan oleh pelajar SMP. Penari terus menari lincah, menghentakkan kakinya, berputar di halaman Konsulat RI di Vanimo, Provinsi West Sepik, Papua Nugini.
Semua tampak gembira, baik warga Papua Nugini yang berada di sekitar konsulat maupun tamu undangan dari Indonesia. Antara kedua pihak bahkan saling saling bertukar bendera kebangsaan.
Advertisement
Warga Papua Nugini memegang bendera Merah Putih. Begitu pun sebaliknya, warga negara Papua Nugini memegang bendera milik negara jajahan Inggris. Suasana kekeluargaan pun sangat terasa di lokasi itu.
Rabu siang, 14 Juni 2017, merupakan hari bersejarah bagi hubungan Indonesia dan Papua Nugini. Indonesia diwakili oleh Konsulat RI di Vanimo, Provinsi West Sepik, sementara Papua Nugini diwakili oleh Pemerintah Provinsi West Sepik.
Kedua belah pihak menandatangani penyerahan bantuan dua mobil ambulans dari pemerintah Indonesia kepada Pemerintah Provinsi West Sepik.
Baca Juga
"Kami berharap bantuan ambulans dapat membantu melayani kesehatan masyarakat setempat," kata Konsul RI Vanimo, Elmar Lubis, di Vanimo.
Bantuan itu diharapkan bisa meningkatkan hubungan dan kerja sama antara kedua negara, baik individual maupun kelembagaan. Khususnya, yang berkaitan dengan lintas batas yang merupakan cermin hubungan bilateral kedua negara yang semakin baik.
Sementara itu, Deputi Gubernur Provinsi West Sepik, John Noss berharap bantuan ini dapat mempererat bilateral kedua negara. Dua ambulans itu akan digunakan untuk pelayanan di puskesmas dan klinik, sehingga bisa mengurangi kematian anak dan ibu karena faktor keterlambatan pelayanan kesehatan dari desa ke kota.
"Tahun ini, kami sedang membangun fasilitas kesehatan dan bantuan dua mobil ambulans sangat membantu dalam faktor kesehatan masyarakat kami," ujarnya.
 Kerja Sama Bersaudara
John menyebutkan kerja sama antara Provinsi West Sepik dan Pemerintah Papua terjalin lewat beberapa kegiatan, di antaranya lari maraton kedua negara 10 km, pembangunan kompleks perbatasan trans-border, serta selebrasi perayaan Natal dan perayaan lainnya.
Sementara itu, Kepala Otoritas Kesehatan Saundaun, Alphonse Yalim menyebutkan selama ini Provinsi West Sepik hanya memiliki dua mobil ambulans dan keduanya saat ini tak dapat digunakan.
"Kami memiliki lima puskesmas dan satu rumah sakit untuk melayani sekitar 800.000 penduduk yang ada di Provinsi West Sepik," ujarnya di tempat yang sama.
Dengan bantuan dua mobil ambulans, maka akan memaksimalkan pelayanan kesehatan. Sebelumnya, pelayanan kesehatan di wilayah pelosok sulit dijangkau, sehingga menyebabkan banyak angka kematian akibat tak dapat ditolong.
Salah satu warga Vanimo, Matilda, menyebutkan selama ini masyarakat di Vanimo sulit mendapatkan pelayanan kesehatan karena fasilitas kesehatan yang letaknya jauh dari permukiman warga.
"Dengan adanya bantuan ambulans, diharapkan tak ada lagi warga yang meninggal, karena tak tertolong dalam keadaan sakit," ucapnya.
Kerja sama pemerintah Indonesia dan Papua Nugini terus menunjukkan citra positif bagi hubungan bilateral kedua negara. Tak hanya di bidang pendidikan, kebudayaan, perdagangan dan keamanan, pemerintah Indonesia beberapa kali berinisiatif untuk membebaskan visa bagi warga negara Papua Nugini selama 30 hari dan peresmian kantor perbatasan di Skouw.
Pemerintah Indonesia menjawab berbagai tantangan dalam rangka mencapai tujuan bersama yang bermanfaat bagi kedua negara. Vanimo, ibu kota Provinsi West Sepik, merupakan provinsi terdekat dari Provinsi Papua. Jaraknya bisa ditempuh dua jam perjalanan darat, lewat pos perbatasan Skow di Kota Jayapura.
Â
Saksikan Video Menarik Berikut Ini:Â
Advertisement