Liputan6.com, Semarang - Operator Bus Rapid Transit (BRT) Trans Semarang terus berbenah. Setelah memperbaharui sejumlah armada yang dinilai sudah terlalu tua, juga membenahi tampilan angkutan massal di Semarang itu.
Tak cukup sampai di situ, manajemen secara mendadak menggelar uji emisi agar armada yang beroperasi tidak mencemari lingkungan. Kepala Sub Bagian Tata Usaha (Kasubbag TU) Trans Semarang, Ade Bhakti menjelaskan bahwa manajemen Trans Semarang harus mendukung program holistik Wali Kota Semarang. Uji emisi juga dimaksudkan untuk memberi jaminan keamanan dan kenyamanan menghadapi arus mudik lebaran 2017.
"Selain perbaikan operasional, juga harus tidak mencemari lingkungan. Kami ingin kualitas hidup warga Semarang dan lingkungan hidup di Semarang memiliki standar baik. Pengguna BRT yang baru tiba di Semarang juga bisa terjamin keamanan dan kenyamanannya," kata Ade Bhakti kepada Liputan6.com, Sabtu (17/6/2017).
Advertisement
Uji emisi dilakukan dengan mengajak Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Semarang di Jalan Pemuda, Jumat (16/6/2017). Hasilnya mencengangkan, karena ditemukan armada dengan kepekatan emisi 99,99 %.
"Bus di koridor 2 dengan nomer lambung 12 itu memiliki kepekatan emisi 99,99%. Total yang tidak lolos uji emisi ada 14 dengan kepekatan emisi bervariasi, kecuali satu unit itu," kata Ade.
Baca Juga
Uji emisi dilakukan dengan standar seperti tertuang pada peraturan Menteri Lingkungan Hidup, tentang emisi gas buang kendaraan bermotor yaitu maksimal 70 persen. Ade menjelaskan bahwa armada yang sudah tua, yakni tahun 2010 dibatasi maksimal 70 persen.
"Sebenarnya ada yang lolos namun karena berada di angka 69% maka tetap kami minta untuk diperbaiki," kata Ade.
Keseriusan manajemen Trans Semarang memperbaiki keadaan dibuktikan pula dengan pemeriksaan armada baru. Misalnya di koridor 5. Hasilnya juga mengecewakan, bus yang baru beroperasi dua bulan ini memiliki kepekatan emisi gas buang mencapai 74 persen.
Kepala Dinas Perhubungan Kota Semarang Muhammad Khadik menjelaskan, pengecekan ini merupakan kegiatan rutin yang pihaknya lakukan setiap tiga bulan sekali. Dinas Perhubungan menggelar kegiatan itu agar masyarakat yang tidak menggunakan BRT juga bisa merasakan manfaatnya.
"BRT ini kan mesinnya mesin diesel, menggunakan bahan bakar solar, jadi gas buangnya harus kita kontrol secara rutin," kata Khadik.
Menurut Khadik uji emisi itu juga ditujukan agar masyarakat bisa mendapatkan haknya menikmati lingkungan yang bersih. Hasil dari pemeriksaan ini akan menjadi bahan evaluasi pihaknya serta operator yang kedapatan tidak melakukan perawatan armadanya akan pihaknya tegur.