Wali Kota Semarang Bagi-Bagi Rp 50 Ribu Saat Kampanye

Aksi bagi-bagi uang Rp 50 ribu itu dilakukan Wali Kota Semarang saat berkampanye di hadapan pelajar.

oleh Felek Wahyu diperbarui 15 Mar 2017, 20:04 WIB
Diterbitkan 15 Mar 2017, 20:04 WIB
Wali Kota Semarang Bagi-Bagi Uang Rp 50 Ribu Saat Kampanye
Aksi bagi-bagi uang Rp 50 ribu itu dilakukan Wali Kota Semarang saat berkampanye di hadapan pelajar. (Liputan6.com/Felek Wahyu)

Liputan6.com, Semarang - Meski bagi-bagi uang dilarang dalam kampanye, hal itu nyatanya tak menghentikan Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi saat berkampanye di Kota Semarang, Jawa Tengah, Selasa, 14 Maret 2017.

Wali kota dengan panggilan Hendi itu membagikan uang senilai Rp 50.000 secara terang-terangan kepada siswa yang sedang menempuh pendidikan di Kota Semarang.

Tapi ini kampanye yang berbeda. Iming-iming uang itu diserahkan agar para pelajar mengikuti ajakan Wali Kota untuk memilih yang lebih baik.

Ajakan Hendi ternyata terkait kampanye menggunakan Bus Trans Semarang (BRT) untuk berangkat dan pulang sekolah, serta bepergian di dalam kota. "Uang kita bagikan dalam bentuk perdana e-Ticket Bus Trans Semarang (BRT)," ucap Hendi, saat dihubungi melalui ponselnya, Rabu (15/3/2017).

Hendi menguraikan, ketika siswa di Kota Semarang bisa diajak beralih dari kendaraan bermotor ke angkutan umum, tentu kemacetan lalu lintas bisa dikurangi. Pasalnya, kebanyakan siswa setiap pagi hari berangkat menggunakan kendaraan pribadi.

Tidak saja jumlah kendaraan yang berkurang, angka pelanggaran berlalu lintas juga bisa ditekan. Minimal, jumlah pelanggaran lalu lintas disebabkan pengendara yang belum masuk usia 17 tahun.

Karena itu, Wali Kota Semarang mengkampanyekan naik kendaraan umum ke setiap SMP di seluruh Kota Semarang. Langkah itu digunakan menanamkan budaya naik kendaraan umum sejak kecil.

"Kita bagikan E-Ticket Bus Trans Semarang gratis kepada siswa dan siswi di SMP untuk dapat digunakan selama satu bulan," ujar Wali Kota Hendi.

Ia menerangkan e-Ticket Bus Trans Semarang yang dibagikan secara gratis berisi saldo Rp 50.000,-, sedangkan tarif Bus Trans Semarang yang berlaku untuk pelajar hanya Rp 1.000,-.

Tentu, pengalihan dari kendaraan pribadi ke angkutan umum bukan memunculkan konsekuensi perbaikan angkutan umum. Hal prioritas adalah menyediakan angkutan umum yang tepat waktu dan nyaman.

"Saat ini, kami siapkan 16 Bus Trans Semarang khusus pelajar yang akan beroperasi mulai pagi hari jam setengah enam pagi," kata dia.

Sebanyak 16 bus khusus pelajar yang dapat mengangkut 848 penumpang, terdiri dari 4 bus besar yang masing-masing berkapasitas 83 penumpang dan 12 bus sedang yang masing-masing berkapasitas 43 penumpang.

Bus dirancang agar dapat mengakomodasi kebutuhan transportasi pelajar. Pasalnya, masing-masing bus hanya berjarak 10 menit. Dari empat koridor, masing-masing koridor terdapat dua pool dan masing-masing pool terdapat dua Bus Trans khusus pelajar.

Sedangkan bus pertama, ketiga, kelima dan seterusnya tetap melayani seluruh penumpang baik pelajar maupun umum dengan tetap menawarkan pembayaran menggunakan kartu. Kartu tersebut dapat dibeli di shelter transit Pemuda, Imam Bonjol, Karangayu, dan RS. Elisabeth.

Sebelumnya, Wali Kota Semarang membuat langkah untuk mengurai kemacetan lalu lintas di jalan raya sejak awal 2017. Hendi memberlakukan sistem satu arah di sejumlah ruas jalan di antaranya Jalan Pemuda, Jalan Imam Bonjol, Jalan Gajah Mada, Jalan Thamrin, dan Jalan Veteran.

Pengalihan jalur dari dua arah menjadi di satu arah awalnya mendapat penolakan dari pengguna jalan. Namun, saat ini telah memecah simpul kemacetan di Kota Semarang.

"Perlu lebih dari sebuah penanganan teknis untuk dapat mengurangi potensi kemacetan di sebuah kota. Budaya bepergiannya juga harus diubah," kata Wali Kota Hendi.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya