Senjakala Rumah Makan Pantura di Era Trans Jawa

Sebagian pengelola rumah makan di Pantura menyiasati ancaman bangkrut.

oleh Liputan6.com diperbarui 12 Jul 2017, 12:30 WIB
Diterbitkan 12 Jul 2017, 12:30 WIB
Senjakala Rumah Makan Pantura di Era Trans Jawa
Di banding Lebaran sebelumnya, omzet mereka saat ini turun hingga 70 persen. (Liputan6.com/Fajar Eko Nugroho).

Liputan6.com, Cirebon - Para pemilik rumah makan di sepanjang jalur pantura Cirebon, Jawa Barat, bagian barat mengaku penghasilan mereka menurun setelah beroperasinya jalan Tol Cikopo-Palimanan (Cipali). Ruas ini merupakan bagian dari Tol Trans Jawa yang merupakan penghubung Pulau Jawa dari barat ke timur.

"Waktu belum ada tol, penghasilan saya bisa sampai Rp 2 juta per bulan, sekarang hanya Rp 900 ribu," kata pemilik Rumah Makan Sejahtera di Desa Winong, Kecamatan Arjawinangun, Markasih, di Cirebon, Rabu (12/7/2017), dilansir Antara.

Dia mengatakan sebelum adanya Tol Cipali, rumah makannya selalu ramai oleh para pengguna jalan pantura. Namun sekarang, rumah makannya mulai sepi karena para pengendara juga lebih memilih melalui jalan tol.

Markisah membandingkan saat musim mudik dan balik, sebelum ada Tol Cipali dan setelah beroperasinya, pihaknya bisa mendapatkan penghasilan hingga Rp 5 juta lebih.

Dengan penghasilan tersebut, dia mengaku bisa memperkerjakan satu orang sebagai pelayan. Tahun ini penghasilan di musim mudik dan balik Lebaran hanya Rp 2 jutaan.

"Sekarang tidak bisa memperkerjakan pelayan. Yang sangat terasa dua tahun ini, penghasilan menurun dan banyaknya pengendara sepeda motor hanya membeli rokok sama minum," tuturnya.

Senada dengan Markisah, Juhroh yang membuka warung kecil di pantura Palimanan merasakan dampak adanya Tol Cipali. Dia sempat menutup warungnya sampai sembilan bulan.

"Pernah saya tutup warung sampai sembilan bulan, karena tidak ada pembeli, untuk sekarang juga jarang-jarang buka," katanya.

Tidak hanya di pantura Cirebon, dengan adanya Tol Cipali banyak rumah makan di jalan pantura Indramayu juga sangat terdampak dan bahkan banyak yang gulung tikar.

Dari pengamatan Liputan6.com, beberapa brand rumah makan terkenal mencoba menyiasati tren ini agar tak gulung tikar. Mereka membuka cabang di sejumlah rest area di jalan tol.

 

Saksikan video menarik di bawah ini:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya