Kekeringan Meluas, BPBD Cilacap Nyaris Kehabisan Stok Air Bersih

Prediksi meleset, sejak Agustus hujan tidak turun di Cilacap.

oleh Muhamad Ridlo diperbarui 10 Sep 2017, 21:00 WIB
Diterbitkan 10 Sep 2017, 21:00 WIB
Kekeringan Cilacap
Warga Patimuan Kabupaten Cilacap mengantre bantuan air bersih (Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Liputan6.com, Cilacap - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cilacap, Jawa Tengah nyaris kehabisan stok bantuan air bersih untuk menanggulangi kekeringan seiring kemarau panjang tahun 2017 ini.

Hingga Minggu (10/9/2017) ini 90 tangki bantuan air bersih telah didistribusikan ke 20 desa di 8 kecamatan. Padahal tahun ini BPBD hanya menganggarkan 100 tangki air lantaran memprediksi terjadi kemarau basah. Itu artinya, tinggal tersisa 10 tangki kapasitas 5.000 liter untuk penanggulangan kekeringan.

Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cilacap, Tri Komara Sidhy, mengatakan pihaknya memang hanya menyediakan 100 tangki air bersih lantaran memperkirakan bakal terjadi kemarau basah pada 2017.

Menilik kemarau basah 2016, kata Komara, tak ada satu pun desa di Cilacap yang mengalami krisis air bersih. Nyatanya, prediksi itu meleset. Sejak Agustus 2017 lalu, tak lagi turun hujan di daerah ini. Akibatnya, kekeringan meluas.

“Yang kita prediksi kecamatan yang rawan kekeringan mayoritas sudah mengajukan kekeringan. Yang jelas, seperti Kawunganten, Gandrungmangu, Patimuan, Karangpucung. Wilayah timur pun juga ada seperti Kecamatan Adipala. Kurang lebih 90 tangki sudah didistribusikan,” ucap Komara.

Untuk itu, BPBD Cilacap bakal menggunakan dana darurat penanggulangan kekeringan yang dialokasikan sebesar Rp 100 juta. Dia yakin dana Rp100 juta itu cukup untuk menanggulangai krisis air bersih hingga puncak kemarau Oktober mendatang.

Namun begitu, Komara menjelaskan bahwa dana Rp100 juta itu tak semuanya dialokasikan untuk air bersih. Sebab, rencananya, dana darurat itu juga akan digunakan untuk pipanisasi dan pengeboran sederhana di daerah langganan krisis air bersih.

“Tidak semuanya dipakai untuk air bersih. Itu ada untuk pipanisasi. Ya penanggulangan bencana kekeringan itu,” Komara menegaskan.

Komara optimistis anggaran itu cukup untuk dana pengiriman air bersih. Sebab, beberapa desa yang pada 2015 lalu mengalami krisis air bersih sudah terjangkau saluran air bersih, baik oleh PDAM maupun Pamsimas.

“Dengan catatatan, tidak terjadi kemarau panjang hingga November,” ujarnya.

BPBD memperkirakan dari total 269 desa dan 15 kelurahan di seluruh Kabupaten Cilacap, 48 desa di 14 kecamatan diperkirakan bakal mengalami krisis air bersih pada puncak musim kemarau antara September-Oktober 2017 esok.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya