Liputan6.com, Sikka - Sejumlah pria di Flores, Nusa Tenggara Timur, termakan mitos bahwa ukuran besar penis alias Mr P dapat memuaskan pasangan. Alih-alih memuaskan pasangan, alat kelamin mereka justru bermasalah setelah meminta bantuan dukun di Kabupaten Sikka.
Sebelumnya, mereka percaya minyak goreng dan minyak rambut merek Rita dapat menjadi media perangsang untuk mengubah ukuran Mr P. Fakta ini diungkapkan seorang dokter yang mengaku didatangi banyak pria yang tak puas dengan ukuran kemaluannya.
Entah atas kemauan sendiri atau kesepakatan bersama pasangan, para pria yang "menyulap" kemaluannya untuk lebih besar terpaksa harus mendatangi ahli bedah di Kabupaten Sikka.
Advertisement
Setelah disuntik oleh sang dukun menggunakan minyak-minyak tersebut, sejumlah pria harus menjadi pasien karena kemaluan mereka mengalami infeksi, bengkak, dan tidak dapat berfungsi untuk melakukan hubungan badan.
Baca Juga
"Saya sangat prihatin dan marah karena semakin banyak kaum pria menjadi korban dari praktik mitos ini," ucap dokter Asep Purnama, Rabu (15/11/2017).
Ia heran banyak lelaki yang masih percaya mitos bahwa memperbesar alat kelamin dapat memuaskan pasangannya. "Ini fatal. Mr P tidak dapat berfungsi dan harus menyesal seumur hidup," kata Assep.
Mantan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) TC Hillers, Maumere, Kabupaten Sikka, itu pun mengimbau para pria tidak mengikuti upaya memperbesar Mr P yang menyesatkan tersebut.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Â
10 Pria Jalani Perawatan Medis
Berdasarkan data, lebih dari 10 orang menjalani perawatan medis. Namun, mereka mengaku banyak temannya mengikuti praktik memperbesar Mr P. Dengan demikian, lebih dari 10 orang diduga sudah memperbesar alat kelamin demi memuaskan pasangan mereka.
Saat berobat, para pasien mengaku memperbesar Mr P melalui seorang dukun dengan menggunakan minyak Bimoli. Selain minyak Bimoli, para korban ini juga mengizinkan Mr P mereka disuntik menggunakan minyak rambut merek Rita dan minyak lintah.
"Mengapa orang masih percaya pada mitos. Saya harap para pria dan wanita harus puas dengan apa yang dimiliki pasangannya," ujar Asep.
Dia menekankan agar para pria lebih berhati-hati dengan pengobatan alternatif yang tidak jelas kompetensinya. Setiap petugas kesehatan, saat ini memiliki standar kompetensi dan izin resmi.
Menurut dia, konsultasi harus dilakukan ke dokter yang berizin resmi jika akan mengambil tindakan medis.
Dia menegaskan, masalah kesehatan tidak boleh coba-coba dengan pengobatan atau metode yang belum jelas. Beberapa tindakan yang salah, bahkan tidak bisa diperbaiki, sehingga menimbulkan kecacatan seumur hidup. Seperti pada kasus yang terjadi saat ini, beberapa orang mengalami kecacatan seumur hidup.
Advertisement