Sumur-Sumur Cilacap Tercemar Usai Banjir

Air sumur di Cilacap tercemar, keruh penuh lumpur dan material sisa banjir. Akibatnya, mereka mengalami krisis air bersih

oleh Muhamad Ridlo diperbarui 21 Nov 2017, 20:00 WIB
Diterbitkan 21 Nov 2017, 20:00 WIB
Petugas BPBD Cilacap dan relawan menguras sumur warga, sekaligus membersihkan lingkungan sekitar rumah. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)
Petugas BPBD Cilacap dan relawan menguras sumur warga, sekaligus membersihkan lingkungan sekitar rumah. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Liputan6.com, Cilacap - Banjir yang merendam Dusun Margasari, Desa Madura, Kecamatan Wanareja, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah telah surut. Sebanyak 321 pengungsi yang sebelumnya bertahan di pengungsian nyaris sepekan juga sudah kembali ke rumahnya masing-masing.

Namun, masalah lainnya muncul, sumur-sumur warga tak bisa digunakan lantaran tercemar. Air sumur tercemar, keruh penuh lumpur dan material sisa banjir. Akibatnya, mereka mengalami krisis air bersih. Sementara ini warga hanya bisa memenuhi kebutuhan air bersih dari lokasi lain yang tak terendam.

Posko Gabungan Tanggap Darurat Bencana sejak Minggu (19/11/2017) mengirimkan bantuan air bersih ke pengungsian dan daerah terdampak. Namun, tentu, droping air bersih itu hanya bersifat sementara kala kondisi tanggap darurat masih diberlakukan.

Mulai hari ini, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cilacap mulai mengerahkan petugas dan relawan untuk menguras sumur yang tercemar. Dalam pendataan BPBD Cilacap, nyaris semua air sumur warga tak layak konsumsi lantaran terimbas banjir Sungai Cibaganjing.

"Hampir semua sumur warga kena. Akan kita kuras. Kita sedot dengan alkon,” kata Kepala Pelaksana Harian BPBD Cilacap, Tri Komara Sidhy kepada Liputan6.com, Selasa, 21 November 2017.

Sejauh ini, BPBD telah menyedot dan membersihkan 15 sumur warga. Diperkirakan masih ada 40-an lebih sumur warga yang perlu dikuras.

Selain membersihkan sumur tercemar, petugas dan relawan juga membantu warga untuk membersihkan rumah dari material banjir. Maklum, selama lima hari, rumah terendam air bercampur lumpur setinggi lebih dari 1 meter.

Pembersihan rumah dilakukan bersamaan dengan penyedotan sumur. Air dari sumur tersebut digunakan untuk menyemprot material yang mengotori teras atau halaman rumah penduduk. Air bertekanan tinggi yang keluar dari pipa mesin sedot mampu menyapu lumpur yang menempel di dinding rumah atau mengotori halaman.

Saksikan video pilihan di bawah ini: 

 

Posko Kesehatan Tetap Aktif

Ratusan warga bersama dengan BPBD Cilacap, relawan, TNI dan Polri menambal tanggul yang jebol dan menyebabkan banjir. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)
Ratusan warga bersama dengan BPBD Cilacap, relawan, TNI dan Polri menambal tanggul yang jebol dan menyebabkan banjir. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

BPBD Cilacap juga menarget dapat menyelesaikan perbaikan empat tanggul Sungai Cibaganjing yang jebol pekan lalu hari ini. Dengan begitu, saat terjadi banjir, air tak akan melimpas kembali ke perumahan warga.

Namun, perbaikan tanggul ini bersifat darurat menggunakan material tanah atau pasir yang diwadahi karung. Material itu dipakai untuk menutupi lubang tanggul yang jebol di empat titik. Adapun perbaikan permanen, akan dilakukan instansi terkait dengan konstruksi yang lebih memadai.

“Hari ini kegiatan pembuatan tanggul, tanggul yang kemarin jebol. Hari ketiga ini mudah-mudahan bisa selesai,” ucapnya.

Komara menambahkan, BPBD bekerjasama dengan Dinas Kesehatan mendirikan Posko Kesehatan. Posko ini bakal aktif hingga penanganan darurat bencana di Desa Madura usai akhir pekan ini. Petugas kesehatan juga berkeliling ke rumah-rumah warga untuk memastikan kesehatan warga, terutama di kelompok rentan seperti ibu hamil, bayi, balita, dan lanjut usia.

Kepala Puskesmas Wanareja, Teguh Wibowo menerangkan, sejak di pengungsian, berbagai penyakit muncul. Paling banyak adalah gatal, Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) dan diare. Penyakit muncul lantaran menurunnya daya tahan tubuh warga kala mengungsi. Air kotor juga menyebabkan banyak warga yang terkena penyakit gatal dan diare.

Dinas Kesehatan juga memantau secara khusus kelompok rentan yang sempat mengungsi atau terdampak banjir Madura.

"Ada kelompok rentan yang butuh penanganan khusus. Yakni tiga ibu hamil, tiga bayi, 18 balita, dan 12 lansia," Teguh menerangkan.

Selain penanganan kesehatan warga, Dinkes Cilacap juga menyalurkan bantuan perlengkapan bayi, selimut, dan makanan tambahan untuk bayi dan ibu hamil.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya