Cerita OTT KPK di Jambi, Senyap Bak Hantu Gentayangan

Lama tak 'tersentuh', Jambi tiba-tiba geger akan OTT KPK yang berlangsung senyap hingga dini hari

oleh Bangun Santoso diperbarui 29 Nov 2017, 14:00 WIB
Diterbitkan 29 Nov 2017, 14:00 WIB
OTT KPK di Jambi
Gubernur Jambi Zumi Zola bersama Ketua Satgas Korsupgah KPK, Adliansyah saat berada di Jambi. (Liputan6.com/B Santoso)

Liputan6.com, Jambi - Bagaikan hantu, begitu ucapan salah seorang warga Kota Jambi menanggapi Operasi Tangkap Tangan atau OTT KPK terhadap sejumlah pejabat di Jambi. Sebab, operasi itu berlangsung senyap dari siang hingga dini hari.

Rumor akan operasi KPK di Jambi sebenarnya sudah tersebar sejak beberapa hari sebelum OTT benar-benar dilakukan pada Selasa siang, 28 November 2017 hingga Rabu dini hari (29/11/2017).

Entah hanya candaan atau benar-benar ada informasi, sejumlah status ditulis oleh warga Jambi menghiasi beberapa laman media sosial. Padahal, satu pekan sebelumnya, yakni pada 21 November 2017, Gubernur Jambi, Zumi Zola bersama seluruh bupati dan wali kota serta pejabat pemerintah baru saja menandatangani pakta integritas komitmen dan rencana aksi dalam rangka pencegahan korupsi, disaksikan langsung oleh komisioner KPK La Ode Muhammad Syarif.

Geger akan OTT KPK di Jambi menyeruak pada Selasa siang, 28 November 2017. Mapolda Jambi yang menjadi markas sementara sejumlah penyidik KPK langsung ramai oleh wartawan. Penjagaan pun diperketat. Benar saja, Selasa sore sekitar pukul 16.00 WIB, salah satu pejabat yakni Asisten III Pemprov Jambi, Syaifuddin tampak digiring ke Mapolda Jambi.

Sejumlah barang dan berkas sampai alat penghitung uang yang diduga sebagai barang bukti ikut dibawa petugas. Sementara satu orang lagi belum diketahui identitasnya karena menutup rapat wajahnya menggunakan masker. Namun diduga, orang tersebut adalah salah satu anggota DPRD Provinsi Jambi.

Tak berhenti sampai di situ, operasi lembaga antirasuah berlanjut hingga malam. Ada beberapa nama beredar di kalangan wartawan yang diduga kuat ikut diciduk KPK. Satu di antaranya adalah perempuan berinisial N yang juga salah satu anggota DPRD Provinsi Jambi.

Kemudian ada laki-laki berinsial SU (anggota DPRD Jambi), GW, laki-laki yang merupakan ketua salah satu sayap partai di Jambi. Kemudian satu orang lagi yang diketahui sopir dari SU.

Belum sampai di situ, operasi KPK masih berlanjut hingga Rabu dini hari sekitar pukul 02.00 WIB. Seorang laki-laki yang belum diketahui pasti identitasnya kembali digiring petugas ke Mapolda Jambi. Jadi total ada enam orang yang terlihat dibawa petugas KPK ke Mapolda Jambi.

Juru bicara KPK, Febri Diansyah membenarkan akan operasi tersebut. Bahkan ia menyebut sekitar 10 orang yang diamankan. 10 orang itu diamankan di dua tempat, yakni Jambi dan Jakarta.

Sayang, pria berkacamata ini masih menutup rapat identitas siapa saja orang-orang yang diamankan tersebut. "Dalam kegiatan ini, KPK juga mengamankan sejumlah uang. Tadi masih proses penghitungan, karena tim sebagian masih di Polda Jambi," ujar Febri saat dihubungi di Gedung KPK, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa, 28 November 2017.

Febri juga menyebut ada uang yang ikut diamankan dalam operasi tersebut. Nilainya lebih dari Rp 1 miliar.

Menurut Febri, ada praktik pemberian dan penerimaan uang oleh penyelenggara negara Pemerintah Provinsi Jambi terkait dengan pembahasan dan proses APBD tahun anggaran 2018.

Namun Febri tak merinci terkait praktik pemberian dan penerimaan uang tersebut. Menurutnya, dalam proses APBD selalu ada penyusunan, pembahasan, dan pengesahan anggaran.

"Kami tentu belum bisa sampaikan bagian mana yang dipengaruhi terkait pemberian sejumlah uang ini. Intinya ada dugaan pemberian sejumlah uang pada penyelenggara negara terkait dengan proses APBD 2018," terang dia.

 

Sinyal Penangkapan

OTT KPK di Jambi
Asisten III Pemprov Jambi saat dibawa ke Mapolda Jambi oleh petugas KPK. (Foto: Istimewa)

Tak hanya mengamankan sejumlah orang, petugas KPK juga menggeledah sejumlah tempat. Bahkan beredar informasi, rumah dinas Gubernur Jambi, Zumi Zola turut digeledah. Namun kabar ini belum bisa dipastikan kebenarannya. Hingga Selasa malam, rumah dinas yang berada di tepian sungai Batanghari terlihat tertutup. Hanya beberapa penjaga dan mobil yang diparkir.

Satu rumah pejabat yang digeledah adalah kediaman milik Asisten III Provinsi Jambi, Syaifudin. Rumah bercat putih yang berlokasi di Jalan Mayjen Sutoyo, komplek DPRD Jambi ini menurut warga setempat pada Selasa sore ramai didatangi sejumlah orang menggunakan mobil.

"Ramai, orang masuk (ke rumah) tak lama kemudian pergi lagi. Ada yang pakai baju bertulis KPK," ujar salah seorang warga yang enggan disebut namanya.

Sementara menurut informasi dari sumber di Polda Jambi, nama-nama yang diamankan KPK akan diterbangkan ke Jakarta menggunakan pesawat pertama pada Rabu pagi ini. "Sudah disiapkan bus Polda untuk membawa ke bandara," ucap sumber tersebut.

Sinyal akan adanya operasi KPK sebenarnya sudah tersirat beberapa hari sebelumnya. Satu pekan sebelumnya, bersamaan dengan kedatangan komisioner KPK, La Ode Muhammad Syarif, Ketua Satgas Korsupgah KPK, Adliansyah menyoroti maraknya informasi di kalangan DPRD kabupaten/kota dan provinsi sejumlah daerah di Sumatera.

Seperti informasi mengenai 'uang getok' pada proses penetapan APBD. Kemudian ada informasi bagi-bagi jatah proyek untuk oknum anggota DPRD.

"Informasi-informasi itu menjadi indikator bahan penyelidikan," ucap pria yang akrab disapa Coki itu.

 

Zumi Zola Pasrah

OTT KPK di Jambi
Gubernur Jambi, Zumi Zola bersama komisioner KPK, La Ode Muhammad Syarif usai penandatanganan pakta integritas komitmen pemberantasan korupsi di Jambi. (Liputan6.com/B Santoso)

Menanggapi adanya operasi KPK itu, Gubernur Jambi, Zumi Zola mengaku pasrah dan menyerahkan semua pada proses hukum yang dilakukan KPK. "Kita tunggu saja berita resmi dari KPK," ujarnya singkat.

Hal tidak jauh berbeda juga dikatakan Ketua DPRD Provinsi Jambi, Cornelius Buston. Petinggi Partai Demokrat di Jambi ini membenarkan ada anggota DPRD yang diamankan KPK. Namun ia tidak merinci siapa saja anggota dewan tersebut.

"Saya berdoa semoga tidak banyak anggota kita yang kena (OTT). Masalahnya institusi bisa hancur," ucap pria yang kerap disapa CB ini.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya