Ratusan Siswa SMP Terdampak Banjir Pacitan Tetap Semangat Ujian

Sekolah mereka rusak berat setelah dihantam banjir bandang di Pacitan, Jawa Timur. Mereka pun ujian di masjid setempat.

oleh Liputan6.com diperbarui 05 Des 2017, 15:01 WIB
Diterbitkan 05 Des 2017, 15:01 WIB
Banjir Pacitan
Permukiman warga saat terendam banjir di Pacitan, Jawa Timur. (Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Liputan6.com, Pacitan - Dampak banjir Pacitan, Jawa Timur, tak mematahkan semangat para siswa. Meski sekolah rusak berat akibat banjir bandang, sebanyak 760 murid SMP Negeri 1 Arjosari di Kabupaten Pacitan, tetap mengerjakan soal-soal ujian akhir semester (UAS) di dua masjid setempat.

Mereka berlesehan mengerjakan soal ujian di ruangan tanpa penyekat di Masjid Jami' Bendo dan Masjid Jami' Semo di Arjosari. Sebanyak 512 murid kelas delapan dan sembilan ujian di Masjid Jami' Bendo dan murid kelas tujuh yang jumlahnya 248 orang mengerjakan ujian di Masjid Jami' Semo.

Kepala SMPN 1 Arjosari, Tjatur Heri Subagyo, mengatakan bahwa ujian terpaksa dilakukan di kelas darurat supaya tahapan pembelajaran tetap berjalan sesuai jadwal meski sekolah masih rusak akibat banjir Pacitan.

"Alhamdulillah tingkat kehadiran pada hari pertama pelaksanaan UAS kemarin mencapai 98,5 persen," ucap Tjatur, Selasa (5/12/2017), dilansir Antara.

Kemarin, ada 11 siswa yang berhalangan hadir karena akses jembatan di kampungnya yang putus atau ikut mengungsi orang tua akibat banjir Pacitan.

"Namun, hari ini malah kehadiran 100 persen," ujarnya tentang pelaksanaan ujian akhir semester yang dijadwalkan berlangsung hingga Senin, 13 Desember mendatang.

 

Buku Pelajaran Hanyut Terbawa Banjir

Banjir Pacitan
Permukiman warga saat terendam banjir di Pacitan, Jawa Timur. (Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Tjatur Heri mengatakan, sekolah-sekolah yang terdampak bencana sudah diimbau untuk tetap menggelar ujian semester dengan meminjam ruangan masjid, balai desa atau rumah warga.

"Jika jadwal ujian diundur nanti malah kegiatan belajar mengajar siswa terganggu," ia menjelaskan.

Soal pengawasan ujian, menurut Tjatur, para guru melakukan pengawasan dengan duduk di beberapa titik tempat ujian. Namun, mereka memberikan kelonggaran kepada siswa untuk mendiskusikan jawaban dengan teman mereka.

"Kami harus maklum. Bagaimanapun bencana ini mengganggu kesiapan siswa dalam menghadapi ujian. Banyak buku pelajaran mereka yang hanyut terbawa banjir atau tertimbun longsor, sehingga tidak bisa belajar," ujarnya.

Tjatur menambahkan, sekitar 80 persen siswa kehilangan buku pelajaran akibat banjir.

Irfan, salah satu siswa kelas delapan SMPN Arjosari, menuturkan, kemarin masih sempat belajar karena buku-buku masih selamat. "Saya taruh di tempat yang tinggi, atas almari, saat banjir masuk ke rumah," katanya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya