Liputan6.com, Kendari - Polres Kabupaten Muna Sulawesi Tenggara menggunakan kuda sebagai salah satu alat mobilisasi personel mengamankan perayaan Natal dan tahun baru 2018. Kuda yang dipakai adalah jenis kuda lokal yang tergolong kerdil dibandingkan dengan kuda pada umumnya.
Sebanyak 10 ekor kuda nantinya akan dipakai berpatroli saat perayaan Natal dan tahun baru di sejumlah titik yang dianggap rawan. Penggunaan kuda ini karena ada sejumlah daerah berbukit di wilayah Kabupaten Muna sehingga untuk mencapai wilayah itu diperlukan kuda.
Kuda sebanyak ini diambil di Kecamatan Lawa, salah satu desa yang terkenal dengan sebagai desa pemasok kuda. Dahulu, wilayah ini merupakan kediaman para raja yang biasa menggunakan kuda sebagai alat transportasi pribadi.
Advertisement
Baca Juga
Kapolres Muna, AKBP Agung Ramos Paretongan mengatakan bahwa pihaknya sengaja melibatkan sejumlah kuda milik masyarakat. Selain melestarikan budaya, kuda juga sebagai alat transportasi yang bisa menjangkau wilayah-wilayah terpencil.
"Bagian dari upaya kami menyatu dan berbaur dengan masyarakat. Ke depannya, mudah-mudahan acara tahun baru berjalan lancar," ujar AKBP Ramos Paretongan.
Kuda asli Kabupaten Muna itu merupakan jenis kuda Sumbawa. Salah satu jenis kuda kerdil yang memiliki tinggi 1-1,5 meter.
Kuda yang akan dipakai mengamankan perayaan Natal dan tahun baru di Muna juga merupakan kuda aduan. Di Kabupaten Muna, ada acara aduan kuda yang digelar pada bulan-bulan tertentu sebagai prosesi acara adat. Acara perkelahian kuda ini merupakan satu-satunya prosesi adat di Indonesia.
Simak video pilihan berikut ini:
Pengamanan di Gereja
Pengamanan perayaan Natal dan Tahun Baru 2018 di Kota Kendari Sulawesi Tenggara, terfokus pada sejumlah tempat ibadah, lokasi hiburan dan tempat wisata. Sekitar 15.000 personel keamanan dan pihak terkait bersiaga di 100 lebih lokasi yang tersebar di 17 kabupaten dan kota.
Selain itu, pengamanan akan difokuskan pada 93 gereja yang menjadi tempat ibadah Natal dan tahun baru. Sebanyak 64 di antaranya, pengamanan diperketat dengan menempatkan lima hingga enam personel polisi.
"Pada beberapa gereja besar, kita adakan pos pengamanan," ujar Kapolda Sulawesi Tenggara, Brigjen Pol Andap Budhi Revianto, Kamis (21/12/2017).
Tidak hanya itu, pihak kepolisian juga menempatkan metal detector (alat pendeteksi logam) di setiap gereja yang merayakan Natal dan tahun baru. Bekerja sama dengan pihak gereja, polisi siap membantu menggeledah satu-persatu jemaat gereja.
"Kalau pihak gereja mau memeriksa pengunjung, kita siap bantu menemani mereka memeriksa pengunjung," tambah Andhap Budhi Revianto.
Sementara itu, Komandan Korem 143 Haluoleo Kolonel ARM Dedy Nurhadiman mengatakan, pihaknya siap menurunkan personil yang diperlukan untuk membantu semua personel yang sudah disiapkan.
"Kita siap, anggota kami siapkan dan siaga jika sewaktu-waktu dibutuhkan," ujar Kol ARM Dedy Nurhadiman.
Advertisement