Liputan6.com, Bogor - Perum Perhutani angkat bicara terkait ambruknya jembatan gantung wana wisata Penangkaran Rusa Cariu di Desa Buana Jaya, Tanjungsari, Bogor, Jawa Barat, Senin (01/01/2018).
Insiden tersebut menyebabkan satu wisatawan tewas, enam luka berat, 34 orang lainnya luka sedang dan ringan.
Advertisement
Administratur (Kepala) Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Bogor Achmad Basuki, mengaku pihak Perhutani siap bertanggungjawab penuh atas kejadian tersebut.
Achmad juga mengklaim seluruh korban sudah ditangani dengan baik setelah kejadian ambruknya jembatan yang menjadi akses menuju lokadi wisata penangkaran rusa itu.
"Semua sudah ditangani dan kami terus berkordinasi dengan pihak kepolisian, serta membawa seluruh korban luka ke rumah sakit," kata Achmad saat dikonfirmasi, Selasa (02/01/2018).
Tak hanya itu, Perum Perhutani Wilayah III Bogor juga siap menanggung seluruh biaya pengobatan bagi para wisatawan yang mengalami luka-luka akibat jembatan putus itu. Termasuk memberi santunan bagi korban meninggal dunia atas nama Neni, warga Ciketing, Bekasi.
"Kami sudah ke rumah korban meninggal dan sampaikan belasungkawa kepada keluarga korban," kata dia.
Langkah lain yang dilakukan Perum Perhutani saat ini adalah menutup sementara objek wisata tersebut.
"Untuk sementara kami tutup sampai batas yang tidak ditentukan," ujar mantan Administratur KPH Tasik ini.
Agar peristiwa tidak terulang, Perhutani segera mengevaluasi penuh terhadap obyek wisata yang sarat pengunjung, khususnya wana wisata pendidikan Penangkaran Rusa Cariu.
"Kami akan evaluasi dan melakukan perbaikan jembatan itu, sehingga kejadian serupa tidak terulang di kemudian hari," ucap Achmad.
Sebelumnya, sebuah jembatan gantung wana wisata Penangkaran Rusa Cariu di Desa Buana Jaya, Tanjungsari, Bogor, Jawa Barat ambruk, Senin (01/01/2018).
Akibat kejadian ini, satu wisatawan tewas, enam luka berat, sementara 34 orang lainnya luka sedang dan ringan.