Liputan6.com, Jakarta - Sayyidina Umar bin Khattab RA dikenal sebagai sosok yang tegas dan berwibawa. Sejarah mencatat bagaimana ketegasan dan keteguhan hatinya dalam menegakkan keadilan, baik sebelum maupun setelah masuk Islam. Namun, di balik sikap tegasnya, ada sisi kelembutan Umar bin Khattab yang sering kali tidak banyak diketahui.
Buya Yahya menjelaskan bahwa kelembutan Umar bin Khattab kepada keluarganya menjadi bukti bahwa pemimpin yang baik harus memiliki kasih sayang terhadap rakyatnya. Kisah ini menjadi pelajaran bagi setiap pemimpin agar tidak hanya menunjukkan ketegasan, tetapi juga memiliki sisi kepedulian dan kelembutan.
Advertisement
Mengutip kanal YouTube @buyayahyaofficial, dalam ceramahnya, Buya Yahya menuturkan kisah menarik tentang Sayyidina Umar dan bagaimana ia menunjukkan kasih sayangnya kepada anak-anaknya.
Advertisement
Suatu hari, para sahabat mendatangi rumah Sayyidina Umar. Saat itu, mereka dikejutkan dengan pemandangan yang tidak biasa. Seorang khalifah yang dikenal tegas, ternyata sedang bergulat dengan anak-anaknya di dalam rumah.
Para sahabat merasa heran. Dalam pandangan mereka, seorang pemimpin besar seperti Umar bin Khattab seharusnya menjaga wibawa dan tidak bermain-main seperti itu. Salah seorang dari mereka pun mengungkapkan keheranannya.
Mendengar hal tersebut, Sayyidina Umar langsung melirik tajam ke arah orang yang berbicara. Dengan nada tegas, ia memberikan jawaban yang penuh makna.
"Siapa yang tidak memiliki kasih sayang kepada keluarganya, maka ia tidak akan memiliki kasih sayang kepada rakyatnya," ujar Sayyidina Umar dengan tegas.
Baca Juga
Simak Video Pilihan Ini:
Pelajaran Amat Berharga dari Sayyidina Umar
Jawaban ini mengandung pelajaran mendalam tentang kepemimpinan. Seorang pemimpin yang baik haruslah memiliki kasih sayang, bukan hanya kepada rakyatnya, tetapi juga kepada keluarganya.
Buya Yahya menegaskan bahwa Sayyidina Umar adalah contoh pemimpin yang memiliki keseimbangan antara ketegasan dan kelembutan. Ketika berada di tengah masyarakat, ketegasan diperlukan untuk menegakkan keadilan. Namun, saat bersama keluarga, kelembutan menjadi hal yang utama.
Seorang pemimpin yang tidak mampu menunjukkan kasih sayang kepada keluarganya cenderung akan bersikap kasar dan tidak peduli terhadap rakyatnya. Oleh karena itu, Sayyidina Umar ingin menunjukkan bahwa kepedulian terhadap keluarga merupakan cerminan dari kepedulian terhadap rakyat.
Dalam Islam, kasih sayang merupakan salah satu sifat yang sangat dianjurkan. Rasulullah SAW sendiri dikenal sebagai sosok yang sangat lembut, baik kepada keluarga maupun umatnya.
Sikap Sayyidina Umar ini juga menunjukkan bahwa seorang pemimpin tidak boleh kehilangan sisi kemanusiaannya. Kasih sayang yang ditanamkan dalam keluarga akan membentuk karakter yang lebih baik dalam menjalankan kepemimpinan.
Advertisement
Pelajaran untuk Kepala Keluarga hingga Kepala Negara
Buya Yahya menjelaskan bahwa ada banyak pemimpin yang terlalu fokus pada ketegasan, tetapi melupakan kasih sayang. Padahal, keseimbangan antara keduanya sangat diperlukan dalam menjalankan kepemimpinan yang adil dan bijaksana.
Ketika seorang pemimpin hanya menunjukkan ketegasan tanpa kasih sayang, maka rakyat akan merasa takut dan tertekan. Namun, jika seorang pemimpin hanya menunjukkan kelembutan tanpa ketegasan, maka keadilan sulit ditegakkan.
Sayyidina Umar adalah contoh pemimpin yang berhasil mengombinasikan dua sifat ini dengan sempurna. Dalam urusan negara, ketegasannya sangat dihormati. Namun, di dalam keluarga, kelembutannya menjadi bukti bahwa ia adalah seorang ayah yang penuh kasih sayang.
Pelajaran ini tidak hanya berlaku bagi pemimpin negara, tetapi juga bagi setiap kepala keluarga. Seorang ayah yang mampu menunjukkan kasih sayang kepada anak-anaknya akan menciptakan keluarga yang harmonis dan penuh kebahagiaan.
Dalam kehidupan sehari-hari, banyak orang yang sering kali lupa bahwa keberhasilan dalam kepemimpinan harus dimulai dari keluarga. Jika seseorang bisa menjadi pemimpin yang baik bagi keluarganya, maka ia juga bisa menjadi pemimpin yang baik bagi masyarakat.
Buya Yahya mengajak setiap umat Islam untuk meneladani sikap Sayyidina Umar. Ketegasan memang penting, tetapi kelembutan juga harus ada dalam diri seorang pemimpin, baik dalam skala kecil seperti keluarga maupun dalam skala besar seperti pemerintahan.
Kisah ini menjadi pengingat bahwa kepemimpinan yang ideal bukan hanya tentang kekuasaan, tetapi juga tentang bagaimana seorang pemimpin mampu merangkul dan memberikan kasih sayang kepada orang-orang di sekitarnya.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul
![Loading](https://cdn-production-assets-kly.akamaized.net/assets/images/articles/loadingbox-liputan6.gif)