Teriakan Turis Tiongkok Sebelum Ditemukan Tewas di Bali

Dari keterangan para saksi, turis Tiongkok bernama Yu Wali itu diduga korban pembunuhan.

oleh Dewi Divianta diperbarui 04 Jan 2018, 18:00 WIB
Diterbitkan 04 Jan 2018, 18:00 WIB
Ilustrasi Pembunuhan Wanita
Ilustrasi Pembunuhan Eno. (Andri Wiranuari/Liputan6.com)

Liputan6.com, Denpasar - Seorang warga negara Tiongkok ditemukan tewas bersimbah darah di kamar tempatnya menginap di sebuah vila kawasan Mengwi, Kabupaten Badung, Bali. Turis bernama Yu Wali itu diketahui tewas pada dini hari tadi sekitar pukul 03.00 Wita.

Kapolres Badung, AKBP Yudith Satriya Hananta, membenarkan perihal penemuan jasad turis Tiongkok tersebut. Sejauh ini, ada tiga saksi yang sudah diperiksa. Dari keterangan para saksi, Yu Wali diduga korban pembunuhan.

"Pada dini hari itu saksi mendengar korban berteriak dari dalam kamarnya. Begitu dicari, korban sudah bersimbah darah," ucap Yudith saat dihubungi Liputan6.com, Kamis (4/1/2018).

Ketika ditemukan, menurut Yudith, posisi kepala perempuan kelahiran 29 April 1966 itu menghadap ke utara, sedangkan kaki ke arah selatan.

Keluarga kemudian melaporkan peristiwa itu kepada satpam yang diteruskan kepada pihak kepolisian. Dari hasil olah TKP (tempat kejadian perkara) ditemukan luka tusuk di tubuh perempuan asal Tiongkok tersebut.

"Luka tusuk di tubuh korban diduga akibat benda tajam. Saat ini masih dilakukan autopsi untuk mengetahui penyebab tewasnya turis tersebut. Kami masih menyelidiki kasus ini," ujarnya.

 

 

Jasad Turis Asal Belanda Membusuk di Kuta

Turis Asal Belanda Jadi Korban Pembunuhan di Bali
Turis Asal Belanda Jadi Korban Pembunuhan di Bali

Kasus pembunuhan turis juga terjadi di Bali, awal November lalu. Bau busuk menyeruak begitu pintu kamar mandi rumah mewah di ‎Jalan Ambon Blok A7 Nomor 7 Perum Puri Gading, Jimbaran, Kuta Selatan, Kabupaten Badung dibuka. Sore itu, tim Basarnas mengevakuasi sebuah jasad laki-laki bernama Robert Gillhooad.

Pria asal Belanda itu ditemukan tewas di kamar mandi rumah sewanya. Informasi yang berkembang, diduga Robert korban pembunuhan.

Saat ditemukan tubuh korban begitu mengenaskan. Lalat mengerubungi tubuh korban. Bahkan, tubuh korban berair dan sudah dipenuhi oleh belatung. Petugas Basarnas yang mengevakuasi terpaksa menggunakan penutup hidung lantaran bau yang menyengat.

Kapolsek Kuta Selatan, Kompol I Nengah Patrem membenarkan penemuan jasad turis asal Belanda tersebut. Ia langsung melakukan olah TKP (tempat kejadian perkara) di lokasi. Dari lokasi, polisi menemukan sejumlah barang bukti sebagai petunjuk jika Robert merupakan korban pembunuhan.‎

"Kami sudah lakukan olah TKP. Kuat dugaan korban adalah korban pembunuhan," kata Patrem, Sabtu, 4 November 2017.

Ia mengaku pelaku sudah teridentifikasi. Saat ini masih dalam pengejaran. "Kami sudah bentuk tim untuk mengejar pelaku. Kami menduga dia korban pembunuhan," katanya.

Di lokasi, polisi menemukan sejumlah barang bukti seperti satu bilah kapak, dua bilah golok, satu potongan besi berisi bercak darah dan satu buah bantal berwarna putih. "Kami sudah membentuk tim. Saat ini jasad dievakuasi ke RSUP Sanglah Denpasar," ujarnya.

Pasutri Jepang Tewas Terpanggang di Bali

Kronologi Penemuan Pasutri Jepang yang Tewas Terpanggang di Bali
Pasutri Jepang itu diketahui sudah hampir dua tahun tinggal di rumah kontrakan di Bali, tapi mereka belum pernah melaporkan diri. (Liputan6.com/Dewi Divianta)

Sebelumnya, pasangan suami istri (pasutri) asal Jepang, Matsuba Nurio (76) dan Matsuba Hiroko (76), tewas terpanggang di lantai dua rumah yang dikontraknya. Keduanya diketahui tinggal di Perumahan Puri Gading 2 Blok F1 Nomor 6, Lingkungan Buana Gubug, Kelurahan Jimbaran, Kecamatan Kuta Selatan, Badung, itu hampir dua tahun terakhir.

Anak angkat pasutri Jepang bernama Abdul Salman adalah yang pertama menemukan kedua warga negara Jepang itu tewas mengenaskan. Pada hari itu sekitar pukul 11.00 Wita, ia sempat berusaha menghubungi mereka untuk mengajak makan siang bersama. Namun, nomor telepon keduanya tak kunjung aktif.

Lalu, Abdul Salman berinisiatif mendatangi rumah kedua orangtua angkatnya itu. Setibanya di rumah tersebut, sang anak mendapati gerbang rumah dalam keadaan terkunci. Namun, ia melihat kepulan asap keluar dari lantai dua, tepatnya kamar tempat kedua orang tua asal Jepang itu tidur.

Abdul Salman yang curiga kemudian meminta pertolongan petugas keamanan lingkungan dan selanjutnya melapor ke pihak kepolisian. Sekitar setengah jam kemudian, sang anak masuk ke dalam rumah orangtua angkatnya dengan cara mendobrak pintu.

Saat itulah, Abdul melihat ayah angkatnya dalam kondisi terpanggang di bawah ranjang, sementara sang ibu dalam keadaan serupa di atas ranjang. Kapolresta Denpasar, Kombes Pol Hadi Purnomo mengatakan pihaknya masih melakukan pemeriksaan saksi-saksi.

"Kita masih memeriksa saksi-saksi. Mereka orang terdekat korban," kata Hadi di Denpasar, Selasa, 5 September 2017.

Sementara itu, Kepala Lingkungan (Kaling) Buana Gubug, I Wayan Mana mengatakan, meski keduanya tinggal hampir dua tahun, mereka belum pernah mengenalkan diri secara resmi kepada pihaknya.

"Kita tidak bisa melakukan tindakan semaunya karena dalam penanganan warga asing adalah kewenangan pihak imigrasi. Sejauh ini, pihak Imigrasi belum ada koordinasi terkait pendataan terhadap warga negara asing (WNA), termasuk kedua korban," katanya.

Menurut dia, setahun yang lalu pihaknya sempat menggelar sidak terhadap WNA yang tinggal di lingkungannya. Namun, pihaknya tidak berwenang memeriksa lebih jauh.

"Setelah insiden ini, kita akan meningkatkan koordinasi dengan instansi terkait termasuk Imigrasi dan kepolisian. Dalam waktu dekat, kita akan kembali melakukan pendataan terhadap penduduk yang tinggal di sini," kata Wayan.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya