Siasat Memanfaatkan Momentum Beras Mahal di Semarang

Diawali dengan membentuk Majelis Desa yang nantinya untuk membangun dan menghidupkan lumbung desa. Manfaatkan momentum beras mahal.

oleh Edhie Prayitno IgeFelek Wahyu diperbarui 21 Jan 2018, 18:01 WIB
Diterbitkan 21 Jan 2018, 18:01 WIB
Beras Mahal Jadi Momentum Revitalisasi Desa
Warga menghadiri pembentukan Majelis Desa sebagai solusi beras mahal. (foto: Liputan6.com/felek wahyu)

Liputan6.com, Semarang - Harga beras yang terus naik, menyebabkan Siti Amalah (46) harus memutar otak. Strategi perang ala Tzun Zu seakan tak mampu membantu mengatasi sulitnya menaikkan daya beli. Harapannya sepele, hidupnya tak susah.

Warga Kaliwadas, Kecamatan Adiwerna Kabupaten Tegal ini mengaku harus menyediakan beras satu setengah kilogram per hari. Banyak? Tidak juga, beras sebanyak itu untuk makan dia sendiri, suaminya, dan tiga anaknya.

"Uang untuk belanja semakin besar sementara penghasilan keluarga tetap, karena hanya bapak yang bekerja," kata Siti, Sabtu, 20 Januari 2018.

Sebagai gambaran, Siti Amalah lalu bercerita. Sejak beras mahal, pengeluaran untuk beras saja saat ini Rp 300.000 per karung berisi 25 kg. Dari beras sebanyak itu, hanya mampu mencukupi kebutuhan 20 hari saja. Belum lagi belanja lain kebutuhan dapur.

Sementara itu, calon gubernur Sudirman Said langsung menyambar isu ini. Ia mendirikan Majelis Desa sebagai sarana berembug dan saling membantu antar-warga. Pembentukan Majelis Desa ini memiliki wilayah kerja hingga tingkat RT.

"Saat ini sudah ada sekitar 400-an Majelis Desa yang terbentuk. Melalui majelis ini, kami berharap warga bisa menemukan solusi atas masalah yang dihadapi," kata Wahid.

Tugas pertama Majelis Desa jika nanti Sudirman Said terpilih adalah membangun lumbung desa. Dari persebaran dukungan, menurut Wahid, setidaknya akan ada 8.559 lumbung desa. Artinya setiap desa akan dibentuk lumbung desa.

"Lumbung desa itu kan kekuatan ekonomi berdasar kearifan lokal. Tentu akan menguatkan relasi antara petani desa dengan tetangga juga dengan pemerintah desa," tambah Wahid.

Ide Sudirman Said dengan lumbung desa itu tak serta merta di-iyakan warga.

Siti Aminah, warga Harjosari Lor mengatakan rencana calon membangun lumbung desa itu tentu sangat baik. Namun bahan pokok yang dijadikan isi harus yang berkualitas.

"Kalau kualitas beras jelek, apa bedanya dengan beras murah lain? Apalagi beras mahal?" kata Siti.

 

Delapan Ribu Lumbung Desa

Delapan Ribu Lumbung Desa
Sebagian ibu-ibu penggerak PKK menjadi relawan Majelis Desa. (foto: Liputan6.com/felek wahyu)

Sementara itu, calon wakil Sudirman Said, Ida Fauziah mengatakan Jateng butuh pemimpin yang mampu mengakselerasi pembangunan di Jateng, agar setara atau melebihi provinsi lainnya di pulau jawa.

"Sudirman Said sangat mampu mengakselerasi Jateng karena berasal dari kalangan profesional, politikus saja tidak cukup," kata Ida.

Mengenai pencalonan dirinya, ia mengatakan Jateng membutuhkan sentuhan perempuan. Selain itu, perempuan di jateng berjumlah 51 persen dari jumlah pemilih padahal persoalan di Jateng banyak yang butuh jawaban diantaranya isu perempuan.

"Di antaranya angka perceraian tinggi, kemiskinan, jumlah buta aksara perempuan lebih tinggi," kata Ida.

Sementara itu Ketua Umum DPW PKS Jateng, Abdul Fikri Faqih mengatakan momen pilgub harus menjadikan PKS akan lebih akrab dengan partai koalisi. Ia meminta kader PKS untuk tidak menjadikan sebagai arena pertarungan.

"Ini jangan dibuat perang, melainkan harus menjadi kompetisi kebaikan," kata Fikri.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya