Liputan6.com, Bangkalan Orang Madura punya tradisi lucu saat terjadi gerhana bulan. Baik gerhana biasa atau gerhana total yang lazim disebut dengan supermoon, seperti yang terjadi Rabu malam, 31 Januari 2018.
Sebagian warga Desa Jaddih Timur, Kecamatan Socah, Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, misalnya. Mereka langsung mengambil parang begitu tahu terjadi supermoon yang mereka sebut dengan istilah "bulan sakit".
Advertisement
Baca Juga
Seperti perbuatan Fatimah, 38 tahun, warga Jaddih. Dengan parang di tangan, dia mengetukkan parang ke dinding rumah, dinding dapur, dan pepohonan yang tumbuh di pekarangan rumahnya.
Selain di rumah Fatimah, suara ketukan saat gerhana bulan total atau supermoon juga terdengar di rumah tetangganya.
"Enggak harus parang, batang kayu juga boleh. Cuma karena enggak nemu kayu, jadi pakai parang saja," kata dia.
Banyak Makna di Balik Tradisi
Fatimah tidak tahu pasti makna di balik ketukan ke dinding itu. Dia hanya mengikuti nasihat para pendahulu. Menurut dia, ada yang bilang selama proses gerhana itu akan turun berbagai penyakit ke Bumi. Sebab itulah orang Madura menyebut peristiwa gerhana sebagai "bulan sakit".
"Agar keluarga terhindar dari penyakit itu, maka selama gerhana kita harus tetap terjaga, makanya diketuk, maksudnya dibangunkan," ujarnya.
Versi lain meyakini, bila ada pohon di pekarangan yang sulit berbuah, maka bila terjadi gerhana pohon itu harus diketuk agar lekas berbuah. Versi ini meyakini saat gerhana terjadi tidak keburukan yang turun tapi juga kebaikan.
"Tapi sekarang sudah jarang yang melakukan tradisi ini, hanya segelintir saja," ungkap Fatimah.
Bagi Fatimah yang tengah hamil tua, selain mengetuk ada ritual tambahan yang harus dikerjakan, yaitu menyeberang di bawah ranjang tidur.
"Harus ranjang dalam rumah, bukan ranjang tidur di balai-balai," kata dia.
Advertisement
Berburu Supermoon di Tempat Ekstrem
Di tempat lain di Desa Jaddih, sejumlah anak muda punya cara sendiri menikmati gerhana bulan total. Mereka menonton gerhana di puncak Bukit Jaddih, ini salah satu daerah tertinggi di Bangkalan setelah Bukit Geger.
Melihat gerhana di bukit Jaddih bisa dibilang ekstrem. Sebab, jalur ke bukit itu dikenal sebagai jalur rawan pembegalan.
"Ngeri juga sebenarnya, tapi untung kami punya teman warga sekitar, jadi merasa lebih aman," kata Rizki, warga Kota Bangkalan.
Meski penuh risiko, Rizki merasa beruntung karena bisa leluasa menyaksikan dan mengabadikan gerhana bulan. Apalagi di daerah lain banyak yang gagal melihat gerhana supermoon karena hujan.
"Kami sampai jam sebelas malam, cuaca cerah," tutur dia.
Bukit Jaddih sendiri merupakan lokasi tambang galian C. Saat Rizki dan teman-temannya hendak pulang, satu-satunya akses jalan ke puncak sudah hilang dikeruk oleh alat berat yang beroperasi malam hari.
"Ya, kami terpaksa bilang ke operator alat beratnya agar dibuatkan jalan lagi, ini pengalaman yang seru," kata dia.
Saksikan video pilihan di bawah ini: