Akhir Drama Perburuan Buaya Pemangsa di Kutai Timur

Di dalam perut buaya ditemukan beberapa organ manusia. Diduga organ itu milik salah seorang warga yang jasadnya ditemukan tidak utuh mengambang di sungai.

diperbarui 05 Mar 2018, 00:02 WIB
Diterbitkan 05 Mar 2018, 00:02 WIB
Buaya Peneror Warga di Kutai Timut Berhasil Ditembak
Buaya pemangsa manusia saat dievakuasi ke pinggir sungai Kebuhayan Kutim (Kaltim Post/JPG)

Kutai Timur - Penduduk Desa Marukangan, Kecamatan Sandaran, Kutai Timur (Kutim), Provinsi Kalimantan Timur akhirnya bisa bernafas lega. Perburuan buaya yang meresahkan warga akhirnya membuahkan hasil.

Buaya sepanjang empat meter itu akhirnya ditembak mati polisi saat muncul ke permukaan. Sebelumnya, aparat polisi dibantu warga berhasil menemukan jasad Andi Aso Erang (36) yang diduga diserang buaya dengan kondisi tidak utuh di Sungai Kebuhayan.

Informasi yang diperoleh JawaPos.com, korban yang merupakan warga Desa Marukangan, Kutim ini ditemukan tewas mengapung di sungai Kamis, 1 Maret 2018, sekitar pukul 03.00 Wita. Jasad itu ditemukan tanpa kaki sebelah kiri dan tangan kiri.

Sekitar 30 menit kemudian, tidak jauh dari lokasi penemuan jasad korban, tim gabungan pencarian menemukan seekor buaya yang diduga telah menerkam korban. Brigpol Eko Supraptono langsung menembak buaya tersebut sebanyak lima kali hingga buaya tersebut mati.

Sekitar pukul 06.00 Wita, buaya dievakuasi dari sungai menuju kebun dekat rumah orangtua korban. Selanjutnya, dilakukan pembedahan. Saat dibedah, ditemukan potongan kaki kiri dan tangan kiri korban di perut buaya tersebut.

 

Baca berita menarik lainnya dari JawaPos.com di sini.

Ancaman Buaya Pemangsa di Kutai Timur

Buaya Berisi Potongan Tubuh Manusia di Kaltim
Seekor buaya yang ditembak oleh polisi karena diduga menerkam seorang warga di tepi sungai Kebuyahan, Desa Marukangan, Kalimantan Timur, Jumat (2/3). Buaya sepanjang 4 meter itu ditembak oleh anggota Polairud sebanyak 5 kali hingga mati. (AFP PHOTO/str)

Kapolres Kutim AKBP Teddy Ristiawan menjelaskan, kejadian buaya memangsa manusia itu diperkirakan terjadi pada 27 Februari sekitar pukul 15.00 Wita.

Teddy menjelaskan, tembak mati dilakukan untuk menghentikan aksi liar buaya. Terlebih, keganasan buaya tersebut sangat meresahkan. Aparat juga merasa terdesak untuk menembak.

"Kami masih melakukan pemeriksaan lebih lanjut terhadap para saksi dan pemeriksaan di lokasi kejadian," jelas Teddy seperti dikutip Kaltim Post (Jawa Pos Group).

Sebagai informasi, buaya menyerang manusia di Kutim sudah kerap terjadi. Pada 9 September, seorang ibu rumah tangga, Salabiah, 30, nyaris tewas dimangsa buaya di Sangatta.

Dia turun ke jembatan untuk mengambil air wudu. Kala tangannya menyentuh air, tiba-tiba buaya muncul dari permukaan sungai dan menerkam tangannya. Dia sempat tertarik ke sungai sejauh 3 meter. Namun, berhasil selamat setelah melawan dari serangan.

Adapun kejadian serupa terjadi pada 17 Maret 2017. Seorang warga Desa Singa Geweh, Sangatta Selatan, Arman (57), jadi korban serangan buaya di muara Sungai Sangatta.

Hari itu, sekitar pukul 18.00 Wita, dia tengah mengambil air di sungai menggunakan jeriken 25 liter. Tiba-tiba, muncul seekor buaya yang menyerangnya. Dia berhasil selamat, namun mengalami luka robek di lengan kiri.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya