Kabar Bahagia bagi Warga Sekitar Eks Lokalisasi di Ponorogo

Lahan di eks lokalisasi Ponorogo itu sempat diminta Pemkab setempat untuk dibangunkan sekolah, tapi kepala desa menolak.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 08 Mar 2018, 16:32 WIB
Diterbitkan 08 Mar 2018, 16:32 WIB
Kabar Bahagia bagi Warga Sekitar Eks Lokalisasi di Ponorogo
Lahan di eks lokalisasi Ponorogo itu sempat diminta Pemkab setempat untuk dibangunkan sekolah, tapi kepala desa menolak. (Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Liputan6.com, Ponorogo – Ada kabar gembira bagi warga Desa Kedungbanteng, Kecamatan Sukorejo, Ponorogo. Usai penutupan lokalisasi di Desa Kedungbanteng pada 2015 lalu oleh Pemkab Ponorogo, tanah seluas dua hektare itu bakal dibangun agrowisata.

Kepala Desa Kedungbanteng, Sunaryo mengatakan pihaknya ingin memanfaatkan tanah milik desa tersebut agar berguna untuk warga Kedungbanteng, terutama peningkatan perekonomian.

"Adanya peraturan masing-masing desa harus ada Bumdes, maka kami pun sepakat membuat agrowisata," tuturnya saat ditemui Liputan6.com, Rabu, 7 Maret 2018.

Rencananya, agrowisata nantinya akan berbentuk bukit dengan berbagai macam tanaman dan wahana wisata bermain anak-anak. "Selain bakal ditanami buah-buahan, nanti juga bakal dibentuk perbukitan buatan dengan dilengkapi arena bermain anak-anak," katanya.

Bapak tujuh orang anak ini bahkan sudah melakukan studi banding ke Blitar untuk pembangunan agrowisata ini. "Di Blitar malah lahannya sempit, kalau di sini luas, jadi bisa menampung lebih banyak," ujarnya.

Menurut Sunaryo, agrowisata di bekas lahan lokalisasi itu nantinya bisa meningkatkan ekonomi warga Kedungbanteng. "Nantinya jika sudah dibangun pasar desa dan agrowisata dipastikan ekonomi warga pun meningkat dan bisa menjadi desa mandiri," katanya.

 

 

Sempat Diminta Pemkab

Kabar Bahagia bagi Warga Sekitar Eks Lokalisasi di Ponorogo
Lahan di eks lokalisasi Ponorogo itu sempat diminta Pemkab setempat untuk dibangunkan sekolah, tapi kepala desa menolak. (Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Meski awalnya tanah ini sempat diminta Pemkab Ponorogo untuk dibangun sekolah, Sunaryo menolak dengan alasan tanah tersebut menjadi milik Dinas Pendidikan bukan lagi milik desa. "Saya menolak karena kepemilikan tanahnya nanti ke Dinas Pendidikan," imbuhnya.

Dana yang sementara dialokasikan, lanjut Sunaryo, mencapai Rp 160 juta. Sebanyak Rp 60 juta anggaran tahun 2016 dan Rp 100 juta anggaran tahun 2017.

"Rencana tahun 2018 ini kami sudah mau mulai pembangunan," kata Sunaryo.

Nantinya, selain berbentuk agrowisata dengan berbagai macam pohon seperti kelengkeng, anggur, maupun avokad, juga akan dilengkapi taman bermain anak. "Setidaknya ini salah satu kenangan dari saya selama menjabat, ada agrowisata di Kedungbanteng," ucapnya.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya