Kisah Anak Penjual Kerupuk dan Petani Gapai Mimpi hingga ke Taiwan

Keterbatasan ekonomi tak menjadikan halangan kedua siswi SMK ini untuk mengejar cita-citanya.

diperbarui 14 Mar 2018, 07:30 WIB
Diterbitkan 14 Mar 2018, 07:30 WIB
Membaca Buku
Ilustrasi belajar

Sukoharjo - Mimpi dua siswa kelas XII Program Studi (Prodi) Farmasi SMK Citra Medika Sukoharjo, Nafidza Atri Nastiti dan Cindika Ayu Pratiwi, mulai menjadi kenyataan.

Keduanya lolos dalam proses seleksi beasiswa kuliah ke Taiwan yang dilaksanakan Balai Pengendali Menengah Khusus (BP2MK) Wilayah II Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah (Jateng).

Mereka bakal berangkat ke Taiwan pada September 2018. Nafidza dan Cindika merupakan siswa berprestasi yang sering mengikuti lomba tingkat kabupaten di Sukoharjo.

Nafidza kali terakhir menyabet juara lomba story telling di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Surakarta di tahun 2017. Mereka juga kerap membuat produk-produk herbal, seperti permen, sabun beraroma buah-buahan hingga masker pemutih wajah. Berbekal aneka prestasi emas itu, mereka mengikuti seleksi beasiswa kuliah ke Taiwan.

"Ada dua tahap seleksi, yakni tes tertulis dan wawancara yang dilaksanakan pada Januari. Nanti ada Test for English as Foreign Language (TOEFL) yang rencananya dilaksanakan pada Mei," kata Nafizda, saat berbincang dengan Solopos.com, Senin, 12 Maret 2018.

Nafizda menyisihkan ratusan siswa berprestasi dari sekolah lain di wilayah Soloraya yang mendaftar sebagai peserta penerima beasiswa kuliah. Namun, ia belum mengetahui perguruan tinggi di Taiwan yang menjadi tempat menimba ilmu. Pemerintah Taiwan bakal memilih salah satu perguruan tinggi untuk para penerima beasiswa pendidikan itu.

Baca berita menarik lainnya dari Solopos.com di sini.

Simak video pilihan berikut ini:

 

Sempat Minder

Ilustrasi remaja muda malu (iStockphoto)
Ilustrasi remaja muda malu (iStockphoto)

Meski mampu meraih prestasi membanggakan, Nafidza mengaku sempat minder lantaran orangtuanya bekerja sebagai penjual kerak nasi, atau lebih dikenal dengan intip dan kerupuk karak.

"Bapak sudah meninggal pada beberapa tahun lalu. Sekarang ibu yang membiayai sekolah dari berjualan intip dan kerupuk karak," ucap dia.

Keterbatasan ekonomi keluarga tak menyurutkan semangat Nafizda untuk menuntut ilmu di sekolah. Dia ingin menunjukkan prestasi akademik yang membuat sang bunda bangga. Saat mendengar kabar sebagai penerima beasiswa pendidikan, ibu Nafidza kaget bercampur bangga.

Kondisi serupa terjadi di keluarga Cindika. Dia anak seorang petani di wilayah Juwiring, Klaten. Penghasilan yang diterima orangtuanya tak begitu besar. Berkat semangat dan belajar keras, Cindika juga berhasil mendapat beasiswa kuliah ke Taiwan.

Dia bermimpi memiliki apotek setelah lulus kuliah. "Saya tak ingin merepotkan orangtua yang rela mencari nafkah setiap hari. Mereka terharu saat mengetahui saya mendapat beasiswa kuliah ke luar negeri," tutur dia.

Kepala SMK Citra Medika Sukoharjo, Arif Saifudin Yudistira, berharap prestasi yang ditorehkan kedua siswi itu patut dicontoh para siswa lain di sekolah yang beralamat di Sanggung, Gatak, Sukoharjo, tersebut.

Mereka bakal termotivasi untuk giat belajar dan bisa meraih prestasi akademik maupun nonakademik. Terlebih, prospek lulusan farmasi cukup menjanjikan pada masa mendatang.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya