Buaya Berjemur di Sungai Citarum Gegerkan Warga Bandung

Buaya berukuran satu meter lebih dari jenis Crocodylus porosus itu muncul berjemur di gundukan tanah di tengah badan sungai.

oleh Huyogo Simbolon diperbarui 05 Jun 2018, 06:30 WIB
Diterbitkan 05 Jun 2018, 06:30 WIB
Buaya muara berukuran satu meter muncul di Sungai Citarum. (Dok. BBKSDA Jabar)
Buaya muara berukuran satu meter muncul di Sungai Citarum. (Foto: Dok. BBKSDA Jabar)

Liputan6.com, Bandung - Warga di Sungai Cisangkuy, tepatnya di sekitar belakang Rumah Makan Rencong atau di sekitar badan sungai pertemuan antara Sungai Cisangkuy dan Sungai Citarum digegerkan dengan penemuan buaya muara.

Penemuan buaya itu pertama kali dilaporkan oleh Camat Baleendah Meman Nurjaman pada Kamis sore, 24 Mei 2018. Keesokan harinya, Tim Gugus Tugas Evakuasi dan Penyelamatan TSL dari Seksi Konservasi Wilayah III BBKSDA Jawa Barat turun langsung ke lapangan.

Namun hingga petang hari belum ada tanda-tanda kemunculan buaya tersebut. Maka, berdasarkan kesepakatan dengan pihak aparat kecamatan dan desa bahwa pengamatan akan tetap dilakukan oleh aparat kecamatan dibantu aparat desa dan masyarakat.

Kepala BBKSDA Jabar Sustyo Iriono mengatakan, selang waktu satu minggu atau pada Jumat, 1 Juni 2018, buaya tersebut muncul kembali di badan Sungai Citarum. Kali ini di lokasi di sekitar jembatan Gantung Kampung Parunghalang, Desa Andir, Baleendah, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.

"Lalu pada Sabtu, 2 Juni 2018, tim kami dibantu oleh tim dari Kebun Binatang Bandung dan Personel dari ACT berupaya untuk melakukan evakuasi," ucapnya di Bandung, Senin, 4 Juni 2018.

Buaya berukuran satu meter lebih dari jenis Crocodylus porosus itu muncul berjemur di gundukan tanah di tengah badan sungai.

"Indikasinya, buaya tersebut adalah satwa peliharaan yang lepas atau dilepaskan, mengingat bahwa wilayah Baleendah adalah daerah laten banjir hampir setiap tahun," jelasnya.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Sejumlah Percobaan Tidak Berhasil

Kepala BBKSDA Jabar Sustyo Iriono
Kepala BBKSDA Jabar Sustyo Iriono.

Sustyo menuturkan, pihaknya sudah beberapa kali percobaan untuk melakukan penangkapan dengan alat bantu perahu karet, tongkat kolong pengait dan umpan anak ayam hingga siang hari. Namun, sang buaya belum juga berhasil ditangkap.

"Sore harinya tim dari Taman Safari Indonesia yang telah bersiap dengan peralatan jaring dan senapan bius yang sebelumnya diminta untuk membantu, tiba di lokasi. Namun buaya belum muncul lagi hingga petang hari," tuturnya.

Meski sudah memasuki hari ketiga pencarian, buaya tak kunjung ditemukan. Maka dari itu pihak BBKSDA melakukan sejumlah langkah. Pertama, membuat posko bersama di lokasi.

"Rencana posko ini didirikan hingga 7 hari ke depan," ucapnya.

Kemudian, tim memasang dua kandang perangkap dan umpan yang sudah disiapkan dan dibantu oleh aparat desa untuk menyiapkan perangkap bambu yang lebih panjang dan secara tersamar akan dipasang di dua lokasi berbeda di tempat awal buaya tersebut berjemur.

"Cara terakhirnya, mempersiapkan jaring panjang dan senapan bius yang akan digunakan esok hari apabila buaya tersebut mendarat untuk berjemur," kata Sustyo.

Dia pun meminta kepada masyarakat yang bergerombol untuk tidak mendekati lokasi tempat mendarat buaya tersebut ketika mau berjemur.

"Kita juga melakukan edukasi atau pemahaman kepada masyarakat mengenai perlu dan pentingnya satwa buaya tersebut untuk dievakuasi, dan kegiatan ini dapat dilakukan atau upayakan secara bersama-sama," kata Sustyo.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya