Liputan6.com, Gorontalo - Presiden keempat Republik Indonesia Abdurahman Wahid atau yang biasa disapa Gus Dur kerap tampil di publik dengan gaya khas. Salah satu gaya yang kerap melekat adalah mengenakan peci keranjang (kopiah karanji). Dari mana peci ini berasal?
Kopiah Karanji Gus Dur ternyata hasil karya seorang ibu warga Desa Pulubala, Kecamatan Pulubala, Kabupaten Gorontalo. Namanya Hadjirah Abdullah (63), atau biasa disapa Ta No’u. Bukan hanya membuat peci untuk Gus Dur, ia ternyata memiliki segudang prestasi dalam membuat Kopiah Karanji.
Sederet prestasi yang didapatkan selama mengeluti kerajian ini, di antaranya penghargaan dari Presiden kedua Republik Indonesia Soeharto, juga politikus Surya Paloh. Selain penghargaan nasional, Ta No’u juga mendapatkan penghargaan dari beberapa kepala daerah di Gorontalo, yakni dari Bupati Kabupaten Gorontalo, Gubernur Gorontalo, dan beberapa perusahaan.
Advertisement
Baca Juga
Pada Juni lalu, Liputan6.com mendatangi kediaman Hadjirah Abdullah. Ternyata, ibu dengan enam anak itu tinggal di sebuah desa terpencil.
Desa itu bisa dibilang terisolasi. Selain jalannya yang sempit dan rusak parah, di desa ini juga tidak ada jaringan listrik. Setiap menoleh ke kiri dan ke kanan terlihat hanya belukar dan pepohonan besar.
Di tengah perjalanan saya menjumpai salah satu warga, dan mencoba bertanya, "Permisi Ibu, di mana rumahnya Ibu Hadjirah Abdullah yang pembuat peci keranjang," tanya kami. "Di ujung sana, tetapi kendaraan tidak bisa masuk ke sana, jalan rusak parah, nanti bisa jalan kaki saja," ujar Ikie Mooduto sembari menunjukkan jalan.
Beberapa menit kemudian, akhirnya saya bisa sampai di kediaman Hadjirah Abdullah. Ia menjelaskan terkait dengan profesi yang digelutinya selama ini.
"Ya memang benar, saya sudah lama mengeluti pekerjaan saya ini, semenjak orang tua saya masih hidup. Saya belajar dari umur 9 tahun hingga sampai saat ini, yang kira-kira sudah berjalan 55 tahun," ujarnya.
Ia pun menjelaskan, terkait dengan prestasi dan penghargaan yang ia dapatkan selama ini. "Meskipun hanyalah pembuat peci keranjang, saya sudah pernah mendapatkan beberapa penghargaan dari nasional hingga daerah," katanya.
Di antaranya pada 1996, dia pernah diundang di istana Presiden Soeharto dan diberikan penghargaan. Selain itu, ada dari tokoh nasional lainnya Surya Paloh yang waktu itu datang berkunjung ke Gorontalo.
"Dan tidak pernah saya lupakan waktu membuat peci keranjang bapak Gus Dur," jelasnya sembari memperlihatkan foto dan piagamnya.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Â
Utusan dari Istana
Waktu itu sekitar 2000, dia didatangi oleh beberapa utusan dari Istana Negara. Utusan mengatakan Presiden ingin pesan peci keranjang. Hadjirah sangat senang dengan kedatangan tamu dari Istana,dan langsung menerima pesanan itu. Dia mengatakan kepada tamu tersebut peci bisa diambil tiga hari lagi.
Hadjirah mengatakan bahwa profesi ini sudah menghidupi keluarganya. Dia berkolaborasi dengan suaminya yang petani. Bahan baku pembuatan peci ini hasil dari dalam hutan.
"Jadi, setelah suami saya bertani, ia juga membantu saya mengambilkan bahan baku pembuatan peci ini, yakni dari tanaman Mintu yang hidup di hutan," katanya.
Saat ini dia mengharapkan bantuan permodalan untuk pengembangan kerajinan dan pemberdayaan warga sekitar. "Saya sedang memberdayakan kerajinan ini kepada warga sekitar agar kerajinan ini tidak punah," katanya.
Â
Advertisement