Perubahan Hidup Bos Ayam Bakar hingga Ditangkap Densus 88

Bos rumah makan ayam bakar sudah membuka usahanya selama 10 tahun terakhir. Dua tahun belakangan, istrinya mengenakan cadar.

diperbarui 19 Jul 2018, 09:02 WIB
Diterbitkan 19 Jul 2018, 09:02 WIB
teroris ayam
Situasi lokasi kejadian penangkapan terduga teroris di Seturan. (Foto: Liputan6.com/krjogja.com/Harminanto)

Yogyakarta - Seorang pengusaha ayam bakar berinisial IS ditangkap anggota Detasemen Khusus 88 (Densus 88) Antiteror di Jalan Perumnas Seturan, Padukuhan Ngropoh, Condongcatur, Depok, Sleman, pada Rabu, 18 Juli 2018. Ia diduga terlibat jaringan teroris.

Menurut Bayu, tetangga IS, usaha rumah makan ayam bakar sudah berlangsung 10 tahun. Pemiliknya adalah sang istri.

"Kalau bercadarnya (istri IS) baru dua tahun terakhir ini. Sebelumnya masih biasa. Tapi saya tidak tahu lebih detailnya, selama ini baik-baik saja," kata Bayu seperti ditulis krjogja.com.

Bayu tidak melihat secara langsung bagaimana IS ditangkap. Ia hanya melihat polisi bekerja dengan cepat bahkan tak sampai setengah jam penangkapan dan penggeledahan rumah selesai dilakukan.

Sementara itu, Yoyok Teguh Prasetyo, ketua RT menyampaikan bahwa IS sudah 10 tahun terakhir tinggal dan membuka usaha ayam bakar. Bisnisnya terhitung sukses selama ini karena selalu ramai dikunjungi pembeli. Ia tak menyangka warganya terlibat aksi terorisme.

"Bukan asli sini, punya empat anak dengan Bu Tuti. Yang paling kecil yang digendong-gendong tadi. Selama ini baik-baik saja dengan masyarakat, tidak pernah ada masalah," kata Yoyok.

Yoyok menyaksikan penggeledahan rumah IS. Namun, ia tidak mengetahui pasti kapan penangkapan dilakukan. Pun dengan kasus yang dihadapi IS pun Yoyok juga tidak memahami karena hanya diminta menyaksikan proses penggeledahan.

"Saya hanya diminta menyaksikan tapi tidak tahu ditangkapnya. Saya hanya dijemput oleh polisi untuk menjadi saksi saja, sudah ada police line tadi," kata Yoyok.

Dari rumah IS, polisi menyita beberapa barang seperti alat ketangkasan bundar serta beberapa anak panah.

"Ada tiga barang, tapi saya tidak tahu pasti. Saya melihat alat ketangkasan bundar itu dan anak panah agak panjang, tapi busurnya saya tidak tahu. Pisau juga ada tapi tidak banyak, kalau senpi tidak ada," kataYoyok.

Ditegaskan ia tak tahu apakah alasan penangkapan benar-benar terkait teroris atau bukan.

Ikuti berita menarik dari krjogja.com di tautan berikut ini.

Simak video menarik pilihan berikut di bawah:

 

 

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya