Gelombang Tinggi Terjang Bali, Sebagian Wisatawan Asing Pilih Naik Heli

Akibat gelombang tinggi, sejak sekitar tiga hari lalu, banyak pesanan helikopter mendadak dari wisatawan asing yang sebagian besar akan kembali ke Pulau Bali.

oleh Liputan6.com diperbarui 22 Jul 2018, 13:01 WIB
Diterbitkan 22 Jul 2018, 13:01 WIB
Ilustrasi helikopter
Akibat gelombang tinggi, sejak sekitar tiga hari lalu, banyak pesanan helikopter mendadak dari wisatawan asing yang sebagian besar akan kembali ke Pulau Bali. (Ilustrasi foto helikopter: iStock)

Liputan6.com, Denpasar - Sejumlah wisatawan asing atau mancanegara di Bali, memilih menggunakan helikopter. Pasalnya, kapal cepat ke sejumlah pulau berhenti beroperasi akibat gelombang tinggi menerjang di perairan selatan Pulau Bali, dalam beberapa hari terakhir.

"Semua kapal cepat dibatalkan perjalanannya dan kapal feri juga berbahaya. Jadi kami memilih naik helikopter," ucap wisatawan mancanegara asal Australia, Marry di Benoa Heliport Complex, Denpasar, Bali, Sabtu, 21 Juli 2018.

Marry yang sebelumnya berwisata di Pulau Gili Trawangan, Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), sudah memesan tiket kapal cepat ke Pulau Bali. Namun, karena gelombang tinggi di laut masih berbahaya, ia memilih menggunakan jasa angkutan helikopter dan membatalkan tiket kapal cepat.

Dia pun harus mengejar waktu keberangkatan pesawat ke Australia dari Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali.

"Helikopter adalah solusi terbaik, jauh lebih cepat dan nyaman. Tiga hari lagi kami harus kembali ke Australia dan pesawatnya berangkat dari Bali, jadi saya harus pergi ke Bali secepat mungkin," ucapnya, dilansir Antara.

Sales and Marketing Manager Air Bali, Feni Sofiani mengatakan, sejak sekitar tiga hari lalu, banyak pesanan mendadak dari wisatawan asing yang sebagian besar akan kembali ke Pulau Bali. Terutama ditutupnya operasional seluruh kapal cepat dari dan menuju sejumlah pulau seperti Nusa Penida, Nusa Lembongan an Gili Trawangan.

"Mungkin wisatawan sedikit panik karena kapal cepat mereka dibatalkan dan akhirnya memesan jasa angkutan helikopter kami," imbuhnya.

Gelombang tinggi membuat kapal cepat dibatalkan. Namun, sebagian besar wisatawan asing itu mengaku harus mengejar pesawat kembali ke negara asal yang berangkat dari Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai. "Jadi. mereka menggunakan helikopter sebagai alternatif untuk mempercepat jalan mereka," katanya.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Pengguna Jasa Helikopter Melonjak

Nelayan pilih tambatkan perahu saat gelombang tinggi terjadi di pantai selatan Jawa. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)
Nelayan pilih tambatkan perahu saat gelombang tinggi terjadi di pantai selatan Jawa. (Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Ditutupnya operasional kapal cepat tersebut membuat pengguna jasa helikopter Air Bali meningkat sekitar 50 persen. Pada hari biasa, menurut Feni, helikopter Air Bali melayani maksimal 4-5 kali trip paket tur dan transfer dalam sehari.

"Namun, saat ini kami menambah lagi lima kali trip transfer untuk Pulau Nusa Lembongan dan Nusa Penida. Untuk penumpangnya, meningkat jadi sekitar 100 orang penumpang dari hari normal 5 hingga 15 orang penumpang perhari untuk transfer," ujarnya.

Untuk sekali perjalanan menuju atau dari Pulau Nusa Penida dan Lembongan, wisatawan dikenakan tarif US$ 450 per orang. Sedangkan untuk tujuan atau keberangkatan Pulau Gili, Lombok, wisatawan dikenakan tarif US$ 600 perorang.

Dengan menaiki helikoper Air Bali, penumpang membutuhkan waktu sekitar 10-15 menit untuk ke Nusa Lembongan dan Nusa Penida. Sedangkan penerbangan Gili Trawangan membutuhkan sekitar 40 menit.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya