Situ Kamojing di Karawang Jadi Cokelat Kehijauan

Situ Kamojing yang mengering saat kemarau menjadi sumber penghasilan alternatif para petani di Karawang dan sekitarnya.

oleh Abramena diperbarui 07 Agu 2018, 05:02 WIB
Diterbitkan 07 Agu 2018, 05:02 WIB
Kering Saat Kemarau, Situ Kamojing di Karawang Jadi Coklat Kehijauan
Situ Kamojing yang mengering saat kemarau menjadi sumber penghasilan alternatif para petani di Karawang dan sekitarnya. (Liputan6.com/Abramena)

Liputan6.com, Karawang - Situ Kamojing di Kabupaten Karawang, Jawa Barat, yang selama ini menjadi sumber air bagi warga sekitar, mengering selama kemarau. Situ yang terletak di Desa Kamojing, Kecamatan Cikampek, Karawang, itu bahkan tak bisa lagi diandalkan untuk mengairi sawah para petani.

Kondisi air yang surut hingga ke dasar itu kemudian dimanfaatkan warga untuk menjadi areal bercocok tanam. Sebagian menanam padi, ada pula yang menanami palawija.

"Sepanjang tahun, setiap musim kemarau, Situ Kamojing selalu mengering hingga warga sekitar memanfaatkannya dengan menanam padi," kata Surip, warga sekitar Situ Kamojing, Sabtu, 4 Agustus 2018.

Surip menuturkan pada musim hujan, air di Situ Kamojing melimpah sehingga kerap menjadi penyebab banjir. Situasi berubah 180 derajat saat kemarau tiba. Pasalnya, sumber air situ, yakni Sungai Cikaranggelam dan Sungai Gandasoli, mengering.

"Kalau musim hujan, sebagian wilayah di Cikampek ini kena banjir akibat situ yang meluap, tapi pada musim kemarau ya kering begini. Apalagi, tahun ini sangat parah," katanya.

Dengan memanfaatkan lahan situ seluas 62.765 hektare, warga seolah mendapat pemasukan lain. Utamanya setelah sawah mereka tak bisa digarap

"Hitungannya sama kalau menanam padi, per hektarenya antara 5 sampai 6 ton. Kalau diuangkan antara Rp 4 juta sampai 5 juta," tutur Surip.

Selain ditanami padi, Situ Kamojing oleh sebagian warga, juga ditanami palawija serta sayur-mayur. Bukan saja warga setempat, petani dari Purwakarta juga ikut memanfaatkan Situ Kamojing yang mengering.

Saksikan video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya