Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyatakan, pemeliharaan sungai dan situ sebagai bagian pengendalian banjir di kawasan Metropolitan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) merupakan kepentingan dari berbagai pihak, mulai dari unsur pemerintah, swasta, komunitas, hingga masyarakat.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menjelaskan, seluruh pihak harus ikut andil dalam pengelolaan sumber air dan tampungan air. "Saya ingin mengajak semua pemangku kepentingan untuk bersama mengelola Sumber Daya Air (SDA) dari hulu ke hilir," ucap dia dalam keterangan tertulisnya, Minggu (15/7/2018).
Advertisement
Baca Juga
Menindaklanjuti hal tersebut, Kementerian PUPR melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Ciliwung dan Cisadane, Direktorat Jenderal (Ditjen) Sumber Daya Air (SDA) melakukan kerjasama dengan Komando Daerah Militer (Kodam) Jaya dalam pemeliharaan 4 Sungai dan 9 Situ di Jabodetabek.
Kerjasama tersebut ditandai dengan penandatangan kesepakatan antara Kepala BBWS Ciliwung Cisadane Jarot Widyoko dengan Panglima Kodam Mayjen TNI Joni Supriyanto, yang disaksikan oleh Direktur Bina Operasi dan Pemeliharaan Ditjen SDA Agung Djuhartono di Kantor BBWS Ciliwung Cisadane, Jakarta, Jumat, 13 Juli 2018.
Bentuk kerjasama pemeliharaan sendiri merupakan karya bakti bersama personil BBWS Ciliwung Cisadane dengan Kodam Jaya berupa pekerjaan galian sedimen, pembuangan hasil galian di sekitar lokasi, pembuatan dan pemasangan papan larangan, pembangunan pagar, pemasangan paving blok, pembuatan jembatan box culvert yang dapat bermanfaat sebagai saluran air, perbaikan tebing batu kali, dan pembersihan semak pada dinding sungai maupun situ.
Sebanyak 9 situ akan diupayakan untuk dijaga dalam program ini, yakni Situ Leungsir dan Situ Taman di Kabupaten Bekasi, Situ Rawa Bebek dan Situ Rawa Lumbu di Kota Bekasi, serta Situ Sidomukti, Situ Bahar, Situ Gadog, Situ Patinggi, dan Situ Pengarengan di Kota Depok.
Direktur Bina Operasi dan Pemeliharaan Ditjen SDA Agung Djuhartono menyampaikan, ia menyambut baik dilakukannya kerjasama itu. "Kami menyampaikan apresiasi yang tinggi atas peran TNI, di samping menjaga kedaulatan NKRI, juga mendukung ketahanan air dan pangan," urainya.
Pelihara 4 Sungai
Sementara itu, Kepala BBWS Ciliwung dan Cisadane Jarot Widyoko memaparkan, waktu kerjasama akan berlangsung selama empat bulan, yakni sejak 16 Juli 2018 hingga 26 Oktober 2018.
Lewat kesepakatan ini, nantinya akan dilakukan pemeliharaan terhadap empat sungai, antara lain Sungai Krukut dengan panjang penanganan 1.500 meter, Sungai Grogol sepanjang 973 meter, Sungai Sunter sepanjang 1.500 meter, dan Sungai Mookervaart sepanjang 850 meter.
"Keempat sungai tersebut merupakan sungai yang sudah dangkal. Sebelumnya kami bersama Kodam Jaya Jakarta telah menentukan titik-titiknya. Dengan dilakukannya pemeliharaan bersama, diharapkan sungai dan situ dapat lebih optimal dalam menampung air sehingga tidak meluap dan menggenangi wilayah sekitar saat musim hujan,” tutur Jarot.
Data milik Kementerian PUPR menyebutkan, pendangkalan sungai di Jabodetabek antara lain diakibatkan oleh aliran sedimen ke dalam sungai maupun pembuangan sampah secara liar ke dalam sungai, serta pengikisan tebing sungai akibat curah hujan. Selain itu, daya tampung sungai dan situ juga turut berkurang akibat penyempitan alur sungai karena adanya bangunan pada bantaran sungai dan situ.
Selain itu, data juga menunjukan bahwa beberapa situ di Jabodetabek telah mengalami alih fungsi menjadi perumahan dan industri. Demi menghindari terjadinya alih fungsi yang masif, maka pemerintah melalui Kementerian PUPR inisiatif melakukan kerjasama ini, termasuk dengan upaya penertiban batas-batas situ.
Di sisi lain, Panglima Kodam Jaya Mayjen TNI Joni Supriyanto berharap agar TNI bisa ikut memberi manfaat bagi masyarakat lewat program kerjasama ini. "Kodam Jaya berperan aktif membantu tugas pemerintah daerah dalam rangka peningkatan pembangunan dan kesejahteraan rakyat," ungkapnya.
Advertisement